Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis malam (22/10), jurubicara
Guterres, Stephane Dujarric mengatakan Sekjen PBB prihatin serta berduka atas meninggalnya sejumlah orang karena kekerasan di Guinea.
Dilaporkan
Anadolu Agency, Guinea dilanda aksi protes besar-besaran untuk menolak hasil pemilu sementara sejak Selasa (20/10).
Sejumlah orang, termasuk seorang petugas polisi dilaporkan tewas di ibukota Conakry karena aksi tersebut.
Berdasakan hasil sementara pemilu yang disampaikan Komisi Independen Pemilihan Nasional (CENI), petahana, Presiden Alpha Conde memimpin perolehan suara.
Kekerasan sendiri diduga dipicu oleh proklamasi kemenangan sepihak pemimpin Persatuan Pasukan Demokratik Guinea (UFDG) Cellou Dalein Diallo pada Minggu (18/10).
Diallo mengecam kekerasan yang berlangsung setelah pasukan keamanan menyerbu kantor UFGG pada Rabu (21/10).
Dia mengatakan serangan itu ditujukan untuk menghancurkan bukti kecurangan pemilu.
"Terakhir saya dengar mereka menghancurkan semua yang ada di dalam gedung. Tidak ada yang bisa melakukan ini kecuali di bawah instruksi dari Alpha Conde," kata Diallo.
Disampaikan Dujarric, Guterres mendesak semua pihak untuk mengakhiri kekerasan. Ia juga meminta pasukan keamanan untuk menahan diri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: