Menanggapi hal itu, dalam sebuah pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya tidak akan menentang penjualan sistem senjata canggih AS ke UEA. Tampaknya senjata canggih yang dimaksud mengacu pada pesawat tempur F-35 tersebut.
Sebelumnya Gantz dan kepala pertahanan AS Mark Esper mencapai kesepakatan di Washington pada Kamis (22/10). Gantz dan Netanyahu menyebut kesepakan itu akan secara signifikan meningkatkan kemampuan militer Israel.
"Karena AS meningkatkan kemampuan militer Israel dan mempertahankan keunggulan kualitatif militer Israel, Israel tidak akan menentang penjualan sistem ini ke UEA," kata keduanya pada Jumat, seperti dikutip dari
Al-Jazeera, Sabtu (24/10).
Namun, pernyataan keduanya tidak menyebutkan F-35 secara eksplisit.
"Kami tidak pernah berselisih dengan UEA mereka selalu berada di pihak kami. Dan proses itu terus berjalan - saya pikir semoga cepat," kata Trump di Kantor Oval Gedung Putih setelah mengumumkan bahwa Sudan akan menjadi negara berikutnya di kawasan itu yang menjalin hubungan dengan Israel.
Israel telah lama menentang penjualan pesawat tempur tersebut kepada sekutu AS di kawasan itu termasuk Mesir dan Yordania, yang keduanya memiliki perjanjian damai dengan Israel. Sementara itu Israel sendiri telah menerima pengiriman F-35 pertama, yang didambakan oleh kekuatan Teluk termasuk UEA.
Pernyataan Netanyahu dan Gantz muncul beberapa menit setelah pengumuman tentang normalisasi hubungan antara Israel dan Sudan, menyusul UEA dan Bahrain.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: