Berbicara dalam pidato di kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Kota Kayseri pada Sabtu (24/10), Erdogan mengatakan, Macron membutuhkan perawatan mental.
"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan muslim dan Islam? Macron membutuhkan perawatan mental," kata Erdogan, seperti dikutip dari
Reuters.
"Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya?" tanya Erdogan.
Beberapa waktu terakhir, Macron berjanji untuk melawan "separatisme Islam" yang menurutnya telah mengancam keamanan nasional Prancis.
Pernyataan Macron sendiri merupakan tanggapan atas insiden pemenggalan seorang guru sejarah bernama Samuel Patty oleh muslim radikal sebagai balasan penggunaan kartun Nabi Muhammad SAW oleh guru itu di kelas tentang kebebasan berekspresi.
Di sisi lain, Erdogan yang sudah berkuasa sejak 2002 merupakan tokoh pemimpin muslim yang dikenal taat. Ia telah berusaha untuk mengubah Turki yang sekuler menjadi lebih Islamis dengan berbagai kebijakannya.
Menanggapi komentar Macron terkait separatisme Islam, Erdogan menyebut presiden Prancis tersebut berusaha untuk memprovokasi dan menciptakan gelombang Islamofobia.
Selain itu, Turki dan Prancis yang sama-sama anggota NATO juga telah berselisih dalam beberapa masalah, termasuk di Suriah dan Libya.
Keduanya bahkan saling bersitegang dalam sengketa di Mediterania timur antara Turki dan Yunani serta konflik di Nagorno-Karabakh.
Erdogan dan Macron membahas ketidaksepakatan mereka dalam panggilan telepon bulan lalu dan setuju untuk meningkatkan hubungan dan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: