Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Erdogan: Emmanuel Macron Butuh Perawatan Mental

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 25 Oktober 2020, 06:51 WIB
Erdogan: Emmanuel Macron Butuh Perawatan Mental
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron/Net
rmol news logo Sikap dan pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam menghadapi isu-isu terkait dengan muslim dan Islam baru-baru ini telah memantik kritik dari timpalannya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Berbicara dalam pidato di kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Kota Kayseri pada Sabtu (24/10), Erdogan mengatakan, Macron membutuhkan perawatan mental.

"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan muslim dan Islam? Macron membutuhkan perawatan mental," kata Erdogan, seperti dikutip dari Reuters.

"Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya?" tanya Erdogan.

Beberapa waktu terakhir, Macron berjanji untuk melawan "separatisme Islam" yang menurutnya telah mengancam keamanan nasional Prancis.

Pernyataan Macron sendiri merupakan tanggapan atas insiden pemenggalan seorang guru sejarah bernama Samuel Patty oleh muslim radikal sebagai balasan penggunaan kartun Nabi Muhammad SAW oleh guru itu di kelas tentang kebebasan berekspresi.

Di sisi lain, Erdogan yang sudah berkuasa sejak 2002 merupakan tokoh pemimpin muslim yang dikenal taat. Ia telah berusaha untuk mengubah Turki yang sekuler menjadi lebih Islamis dengan berbagai kebijakannya.

Menanggapi komentar Macron terkait separatisme Islam, Erdogan menyebut presiden Prancis tersebut berusaha untuk memprovokasi dan menciptakan gelombang Islamofobia.

Selain itu, Turki dan Prancis yang sama-sama anggota NATO juga telah berselisih dalam beberapa masalah, termasuk di Suriah dan Libya.

Keduanya bahkan saling bersitegang dalam sengketa di Mediterania timur antara Turki dan Yunani serta konflik di Nagorno-Karabakh.

Erdogan dan Macron membahas ketidaksepakatan mereka dalam panggilan telepon bulan lalu dan setuju untuk meningkatkan hubungan dan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA