Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Nigeria Kerahkan Kekuatan Polisi Secara Penuh Untuk Kendalikan Kerusuhan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 25 Oktober 2020, 07:16 WIB
Nigeria Kerahkan Kekuatan Polisi Secara Penuh Untuk Kendalikan Kerusuhan
Aksi unjuk rasa di Nigeria atas kebrutalan polisi/Net
rmol news logo Nigeria memobilisasi kekuatan kepolisian secara penuh untuk mengendalikan aksi protes yang terjadi akibat kebrutalan polisi.

Kepala polisi Nigeria, Inspektur Jenderal Mohammed Adamu telah memerintahkan pengerahan semua sumber daya untuk mengakhiri kekerasan, penjarahan, dan perusakan properti oleh oknum-oknum yang menyamar sebagai pengunjuk rasa pada Sabtu (24/10).

"Inspektur Jenderal memerintahkan warga yang taat hukum untuk tidak panik, melainkan bergabung dengan polisi dan anggota komunitas penegak hukum lainnya untuk melindungi komunitas mereka dari unsur kriminal," kata kepolisian dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Dalam beberapa hari terakhir, ibukota Lagos telah menjadi saksi unjuk rasa berujung bentrokan dengan aparat akibat kebrutan polisi.

Pada Selasa malam (20/10), seorang pemuda ditembak di distrik Lekki ditembak oleh polisi karena melanggar jam malam.

Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan, sejak awal protes, tentara dan polisi telah membunuh setidaknya 12 pengunjuk rasa, meski kedua institusi itu telah membantahnya.

Aksi unjuk rasa di Nigeria sendiri banyak berakhir kerusuhan. Bahkan disebut-sebut sebagai kerusuhan paling kacau sejak kembalinya pemerintahan sipil pada 1999. Itu juga krisis politik paling serius yang dihadapi oleh Presiden Muhammadu Buhari.

Beberapa negara bagian, sebagian besar di Nigeria selatan, telah memberlakukan jam malam setelah dua minggu konfrontasi antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan.

Jam malam sepanjang waktu diberlakukan kembali di beberapa bagian pusat kota Jos, hanya sehari setelah dilonggarkan pada Jumat (23/10), menyusul penjarahan persediaan makanan darurat yang disimpan di sana oleh kementerian bencana.

"Penjarahan ini telah menyebar ke fasilitas lain dan secara bertahap merosot sehingga mengancam perdamaian dan keamanan negara bagian," kata gubernur negara bagian Plateau, Simon Lalong, dalam sebuah pernyataan.

Buhari menyebut, sebanyak 51 orang meninggal dunia dan 37 lainnya cedera sebagai akibat dari "hooliganisme" dalam beberapa pekan terakhir. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA