Hal itu diungkap oleh Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Amerika Serikat (AS) dalam akun Twitter-nya pada Sabtu malam (24/10) dan dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional AS, Chris Miller.
NDS menyebut, al-Masri yang diyakini sebagai orang terpenting nomor dua di Al Qaeda tewas dalam operasi khusus di Provinsi Ghazni.
Dalam sebuah pernyataan, Miller mengatakan, meninggalnya al-Masri menjadi suatu kemunduran bagi kelompok terorisme.
Al-Masri sendiri diketahui telah masuk dalam daftar Teroris Paling Dicari oleh Biro Investigasi Federal (FBI). Namun sejauh ini FBI menolak berkomentar.
"(Tewasnya) al-Masri adalah kemunduran besar bagi organisasi teroris yang secara konsisten mengalami kerugian strategis yang difasilitasi oleh Amerika Serikat dan mitranya," kata Miller, seperti dikutip
Reuters.
Al-Masri telah didakwa di AS karena memberikan dukungan material dan sumber daya kepada organisasi teroris asing, dan konspirasi untuk membunuh warga negara AS.
FBI menyebut, al-Masri juga memiliki nama alias, yaitu Husam Abd-al-Ra'uf yang berkewarganegaraan Mesir.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kurang dari 200 anggota al Qaeda tetap berada di Afghanistan.
Bulan ini menandai 19 tahun sejak AS menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan penguasa Taliban, yang menyembunyikan militan Al Qaeda yang diyakini sebagai dalang serangan 11 September 2001.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: