Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jenderal Prancis: Erdogan Berupaya Membawa Kembali Turki Sebagai Kesultanan Ottoman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 25 Oktober 2020, 12:36 WIB
Jenderal Prancis: Erdogan Berupaya Membawa Kembali Turki Sebagai Kesultanan Ottoman
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Berbagai retorika dan keputusan yang diambil oleh Turki saat ini menunjukkan Presiden Recep Tayyip Erdogan berusaha untuk membawa kembali Kesultanan Ottoman.

Begitu kiranya yang disampaikan oleh mantan Kepala Staf Pertahanan Prancis, Jenderal Angkatan Darat Pierre de Villiers dalam sebuah wawancara yang dikutip Armen Press, Sabtu (24/10).

"Erdogan, dengan pernyataannya, sekarang dipandu oleh strategi memulihkan Kesultanan Ottoman. Dan Turki mewujudkan hal ini dengan gerakan militer. Misalnya penghancuran suku Kurdi di Suriah, aksi di Nagorno-Karabakh," kata de Villiers.

Jenderal itu juga menyoroti bagaimana Erdogan berusaha untuk mengubah Turki yang sekuler kembali ke masa lalu. Ia pun menekankan bahwa suatu hari nanti komunitas internasional, dan Prancis pada khususnya, harus mengakhiri ini.

"Kami tidak dapat menyetujui bahwa negara seperti Turki, yang negosiasinya mengenai aksesi ke Uni Eropa belum secara resmi selesai hingga hari ini, melanjutkan retorika dan tindakan serupa dengan menjadi anggota NATO," lanjutnya.

Menurut de Villiers istilah "teman" dan "musuh" di arena internasional saat ini menjadi kabur. Dengan latar belakang itu, ia mengatakan, Prancis membutuhkan sikap yang sangat jelas dari semua orang yang menyatakan dukungan mereka dalam memerangi terorisme dan Islamisme radikal.

"Turki termasuk di antara mereka yang mendukung kaum Islamis. Turki telah mendanai beberapa gerakan semacam itu, dan ini sangat terkenal. Saya pikir Turki bukan lagi negara sekuler, itu jelas negara Islam. Dan itu tidak jauh dari kaum Islamis. Ini sangat mengkhawatirkan saya," terang dia.

Prancis dan Turki telah terlibat dalam beberapa masalah. Keduanya bersitegang dalam konflik di Suriah dan Libya meski hanya sebatas pihak asing. Hubungan Paris dan Ankara juga memburuk karena konflik di Mediterania timur dan Nagorno-Karabakh. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA