Pada Minggu (25/10), ribuan pengunjuk rasa melakukan aksi protes sebagai tanggapan penolakan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha untuk mengundurkan diri sesuai tenggat waktu tiga hari yang telah ditentukan.
Dimuat
CNA, para pengunjuk rasa juga berencana untuk melakukan pawai ke Kedutaan Jerman di Bangkok pada Senin (26/10) di tengah seruan untuk mengekang kekuasaan raja.
Dalam pernyataannya, para pengunjuk rasa mengatakan akan mengirimkan surat ke kedutaan untuk menanyakan apakah raja telah melanggar hukum Jerman dengan menggunakan kekuasaannya dari sana, sesuatu yang menurut pemerintah Jerman tidak akan dapat diterima.
"Permintaan ini ditujukan untuk membawa Thailand kembali ke monarki konstitusional yang sebenarnya," kata pernyataan itu.
Protes yang dilakukan sejak Juli bertujuan untuk menggulingkan Prayut, amandemen konstitusi, serta reformasi monarki.
Kantor perdana menteri pada Minggu mengatakan Prayut tidak mundur. Namun kantor menyatakan, krisis Thailand akan dibahas di parlemen pada Senin (26/10) dan Selasa (27/10).
"Jika dia tidak mengundurkan diri, maka kita harus keluar untuk memintanya mundur dengan cara damai," kata pemimpin protes Jatupat Boonpattararaksa kepada ribuan orang yang berkumpul di pusat kota Bangkok.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: