Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dua Warga Yordania Alami Penyerangan Di Prancis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 08:42 WIB
Dua Warga Yordania Alami Penyerangan Di Prancis
Ilustrasi/Net
rmol news logo Seorang pria dan seorang wanita memukuli dua saudara kandung dari Yordania di Angers, Prancis barat, di tengah meningkatnya rasisme, xenofobia, dan Islamofobia di negara yang dipimpin Macron tersebut.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut para korban, mereka dipukuli oleh seorang pria dan wanita Prancis.

Kedua bersaudara itu mengatakan kepada situs Yordania Roya News pada hari Minggu bahwa kedua penyerang telah menargetkan mereka ketika mendengar mereka berbicara bahasa Arab di halte bus.

Kedua penyerang itu meneriaki saudara laki-laki dan perempuan itu, mengatakan kepada mereka, "Ini Prancis dan bukan untuk Anda," dan memukuli mereka.

Pemuda Yordania bernama Muhammad Abu Eid, membenarkan peristiwa itu melalui teks yang diterbitkan di halaman Facebook pribadinya. Dia dan saudara perempuannya diserang dan dipukuli, oleh seorang pria dan seorang wanita, di kota Angers Prancis, pada Kamis lalu.

"Para penyerang membuntuti kami, menjadikan kami sasaran mereka sejak di halte bus, setelah mendengar kami berbicara dalam bahasa Arab."

Abu Eid mempublikasikan ceritanya secara detail, bersama dengan fotonya di ambulans, setelah dia dipukuli, di halaman Facebook pribadinya, seperti dikutip dari Al Khaleej Today, Senin (26/10).

"Kami tidak melakukan apa-apa, dan saudara perempuan saya tidak mengenakan kerudung sampai mereka menunaikan haji. Maksud saya, mereka tidak tahu apakah kami Muslim atau bukan. Orang Yordania adalah orang yang damai dan toleran di mana-mana, dengan berada di sana," tulis Abu Eid dalam postingannya.

"Tuhan memberkati kami, mereka tidak memiliki senjata, tetapi tidak ada yang bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi dengan orang lain,” katanya.

Pada akhirnya, Abu Eid menyampaikan pesan, "Hentikan rasisme, hentikan kebencian, Prancis akan kehilangan banyak hal dalam peristiwa yang akan terjadi."

Polisi sedang mendalami kasus tersebut dan para penyerang sampai saat ini belum ditangkap.

Abu Eid mengajar bahasa Arab di sekolah negeri Prancis, sementara istrinya, Heba Abu Eid, yang mendapat beasiswa dari Kedutaan Besar Prancis di Amman, sedang menyelesaikan gelar masternya.

Pasangan itu berterima kasih kepada otoritas Prancis atas bantuan mereka serta berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri Yordania yang menurunkan stafnya untuk membantu mereka.
 
Duta Besar Dhaifallah Ali Al Fayez, juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat, mengatakan kedutaan saat ini sedang menindaklanjuti pengaduan tersebut, yang telah diserahkan kepada pihak berwenang setempat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA