Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bagaimana Mau Menang Perang Melawan China, Mengatasi Covid-19 Saja India Kewalahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 09:27 WIB
Bagaimana Mau Menang Perang Melawan China, Mengatasi Covid-19 Saja India Kewalahan
Tim medis melakukan Tes Swab untuk warga India di Ahmedabad/Net
rmol news logo Dalam situasi berantakan karena pandemi Covid-19, mestinya India lebih fokus memperhatikan rumah tangga negara mereka. Sebuah artikel yang ditulis di Global Time pada Senin (26/10) menyoroti bagaimana India masih saja memikirkan soal perang dan tidak peduli betapa berantakan situasi rumah tangga mereka.  
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Situasi di negeri India tidak jauh lebih baik dari situasi sebuah negara yang dihantam pandemi. Namun, Ketua Partai Uttar Pradesh Swatantra Dev Singh dari Partai Bharatiya Janata (BJP) memicu kehebohan dengan pernyatannya baru-baru ini. Dia mengklaim bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi bisa memutuskan kapan saja India akan berperang dengan China dan Pakistan, seperti yang dilaporkan media India pada Minggu (25/10).

“Klaim ambisius seperti itu akan meninggalkan kesan yang salah kepada audiens India-nya bahwa India begitu kuat sehingga pasti akan menang jika berperang dengan China dan Pakistan,” tulis artikel di Global Time,  dan menambahkan India telah gagal menyebutkan bahwa kekuatan nasional, termasuk kekuatan militer, China jauh melebihi kekuatan India.

Meskipun India adalah kekuatan utama dalam hal politik, ia pasti akan kalah jika perang dengan China pecah.

Beberapa komentar di Twitter yang menanggapi pernyataan Dev Singh, berisi hal yang rasional.

“Mengapa orang membuat pernyataan longgar seperti itu? Apakah tidak ada kendali dalam hal politik dan keamanan internasional?” tanya salah seorang netizen.

Media India juga melaporkan bahwa putaran kedelapan pembicaraan tingkat komandan korps antara China dan India kemungkinan akan diadakan minggu ini, sebagai upaya untuk mengurangi ketegangan bilateral di sepanjang Garis Kontrol Aktual di Ladakh timur.

China dan India dalam beberapa bulan terakhir telah terlibat dalam bentrokan di perbatasan, dan pembicaraan itu bertujuan untuk mencegah hubungan bilateral semakin memburuk.

India perlu mengirimkan sinyal niat baik, alih-alih menggunakan pendekatan agresif, dan mengipasi sentimen nasionalistik.

Pernyataan Kepala BJP Uttar Pradesh itu memang tidak dapat mewakili sikap resmi pemerintah India yang dipimpin BJP. Namun, itu menandakan dia tidak bertanggung jawab atas urusan militer atau urusan pemerintahan. Ketika dia menggembar-gemborkan perang, dia memikirkan politik kekuasaan, menurut artikel itu.

Pada akhir 2018, BJP kehilangan kekuasaan di lima negara bagian - Madhya Pradesh, Rajasthan, Chhattisgarh, Maharashtra dan Jharkhand, menimbulkan keraguan atas kemampuan pemerintahan BJP yang berkuasa.

Swatantra Dev Singh tidak membantu membangun kembali prestise BJP, tetapi malah mengipasi api perang tanpa harus menanggung akibatnya. Dia mungkin memberikan dukungan kepada BJP, mengingat hubungan India-China yang tegang saat ini dan sentimen nasionalis yang mengamuk di India. Dev Sing telah menggiring orang India ke jalan yang tidak praktis.

“Jika India ingin memenangkan pertarungan, ia harus fokus untuk memenangkan pertarungan melawan virus corona lebih dulu. Sayangnya, India mengalami kekalahan yang menyedihkan (terkait pandemi),” tulis artikel itu.

India menempati urutan tertinggi kedua di dunia dalam infeksi virus corona. Jumlah kasus yang tercatat terus meningkat, dan pada hari Minggu (25/10), jumlah kematian Covid-19 di Uttar Pradesh telah meningkat menjadi 6.882. Sebagai perbandingan, jumlah kematian nasional China mencapai 4.634, jauh di bawah negara bagian India.

Ketika seorang ketua partai regional di India menganjurkan perang, pejabat lokal China justru terlibat dalam upaya sederhana untuk mengendalikan epidemi dan fokus pada pemulihan ekonomi.

Tidak ada mitos tentang pemulihan ekonomi China yang ‘dramatis’, tetapi hanya sikap para pejabat yang pragmatis dan berorientasi pada rakyat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA