Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bikin Geger, Ini Fakta Klaim Aliansi Dokter Dunia Soal Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 10:47 WIB
rmol news logo Beberapa waktu terakhir publik digegerkan dengan sebuah video yang dibuat oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia. Dalam video tersebut, mereka mengklaim pandemi Covid-19 adalah sebuah kebohongan.

Dalam video berdurasi 18 menit yang sudah tersebar di berbagai media sosial dengan terjemahan bahasa Indonesia itu, orang-orang yang mengaku sebagai dokter berusaha untuk membongkar kebohongan terkait pandemi Covid-19.

Menurut situs Facycheck.org, sebuah proyek milik The Annenberg Public Policy Center dari University of Pennsylvania, video yang dibuat pada 10 Oktober itu tidak lain merupakan hoax.

Di dalam video itu, seorang dokter Jerman sekaligus pemimpin kelompok Außerparlamentarischer Corona Untersuchungsausschuss (ACU 2020), Heiko Schoning mengaku membentuk Aliansi Dokter Dunia untuk membongkar kebenaran terkait pandemi Covid-19.

Mesreka juga bahkan memiliki situs web, acu2020.org, untuk mengunggah klaim-klaim mereka.

Dalam video yang diunggah di situs tersebut, mereka mengklaim pandemi Covid-19 pada dasarnya sudah berakhir sejak Juni 2020. Saat ini, video asli yang juga sempat diunggah di Youtube itu telah dihapus oleh platform tersebut. Namun masih ada di situs.

Di sana, ada dua dokter yang vokal menolak berbagai informasi mengenai pandemi Covid-19.

"Kami adalah dokter, ilmuwan dan aktivis perdamaian, kami semua mengatakan peristiwa Covid-19 ini tidaklah benar. Kami memiliki tugas sebagai dokter untuk menyampaikan kebenaran," ujar Schoning.

Dokter umum dari Belanda, Elke De Klerk mengatakan, saat ini di negara tersebut tidak ada pandemi. Covid-19 pun tidak lain merupakan virus flu biasa.

Pernyataan Klerk itu ditolak mentah-mentah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dan sejumlah pakar kesehatan lainnya.

De Klerk juga mengklaim penunjukan pandemi didasarkan pada pengujian yang buruk, dengan reaksi berantai polimerase atau PCR, uji molekuler yang mengembalikan hasil positif palsu pada 89 hingga 94 persen kasus. Itu tidak benar.

Sementara angka positif palsu tetap menjadi area pemeriksaan lanjutan, studi pendahuluan menunjukkan angka positif palsu tes ini jauh lebih sedikit daripada klaim De Klerk.

Sebuah artikel baru-baru ini di publikasi medis Inggris The Lancet Respiratory Medicine, mengatakan perkiraan di Inggris menempatkan angka positif palsu di kisaran 0,8 hingga 4 persen, sementara negatif palsu bisa mencapai 33 persen.

Adapun virus yang menyebabkan Covid-19, para ilmuwan secara universal sepakat bahwa itu adalah virus corona baru, SARS-CoV-2, bukan jenis influenza.

Meskipun tingkat kematian karena Covid-19 masih belum pasti, namun bukti menunjukkan itu lebih tinggi daripada influenza musiman.

De Klerk menuturkan, di Belanda ada lebih dari 6.800 kematian yang dikaitkan dengan Covid-19 sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan 2.900 karena flu dan pneumonia pada 2018 hingga 2019.

Di AS, di mana Covid-19 telah menyebabkan lebih dari 220 ribu kematian, musim flu terburuk dalam dekade terakhir menewaskan sekitar 61 ribu orang pada 2017 hingga 2018.

Faktanya, Covid-19 sejauh ini telah membunuh lebih banyak orang di AS daripada gabungan lima musim flu terakhir, dan ratusan lainnya meninggal setiap hari.

Selain itu, sebuah studi CDC yang dirilis pada 20 Oktober menemukan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 di Administrasi Kesehatan Veteran memiliki risiko kematian lima kali lebih tinggi daripada pasien flu.

Selain De Klerk, seorang profesor dari Fakultas Kedokteran di University College Dublin di Irlandia, Dolores Cahill juga ikut menyampaikan klaimnya.

Cahill mengklaim, hanya ada 98 kematian di Irlandia karena virus corona sejak April.

Tetapi menurut Kantor Pusat Statistik Irlandia, terdapat lebih dari 1.800 orang telah meninggal karena Covid-19 di negara itu, semuanya kecuali 200 sejak April.

Lonjakan kasus baru bahkan membuat pemerintah Irlandia mengumumkan pembatasan sosial lebih ketat pada 19 Oktober.

Berdasarkan hasil penelusuran, klaim dari Aliansi Dokter Dunia dalam video tersebut adalah tidak benar.

Sejumlah fakta yang didukung oleh data, baik dari organisasi kesehatan, otoritas kesehatan, maupun ahli kesehatan menunjukan virus corona baru jauh lebih berbahaya dari flu musiman. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA