Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

78 Pemberontak Suriah Tewas Dibombardir Pasukan Udara Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 11:14 WIB
78 Pemberontak Suriah Tewas Dibombardir Pasukan Udara Rusia
Iirng-iringan perlengkapan pasukan d Idlib/Net
rmol news logo Serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Rusia dilaporkan telah menewaskan sebanyak 78 pemberontak yang didukung Turki, di Suriah barat laut pada Senin (26/10). Serangan itu disebut paling berdarah sejak gencatan senjata hampir delapan bulan lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, selain korban tewas lebih dari 90 lainnya terluka ketika pesawat tempur Rusia menargetkan kamp pelatihan faksi Faylaq al-Sham di daerah Jabal Duwayli di Provinsi Idlib.

Pada awal Maret, gencatan senjata yang ditengahi antara Moskow dan Ankara membendung serangan militer rezim yang didukung Rusia selama berbulan-bulan yang mematikan terhadap kubu pemberontak besar terakhir negara itu di Idlib.

Serangan yang terjadi sejak Desember itu telah membuat hampir satu juta orang mengungsi dari rumah mereka dalam salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam perang saudara sembilan tahun, seperti dikutip dari AFP, Senin (26/10).

Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman menggambarkan serangan Senin sebagai ‘yang paling mematikan sejak gencatan senjata mulai berlaku’.

Front Pembebasan Nasional (NLF), kelompok payung pemberontak yang didukung Ankara yang berbasis di Idlib yang mencakup Faylaq al-Sham, mengatakan kepada AFP bahwa serangan Rusia hari Senin menghantam salah satu posisinya dan menyebabkan korban jiwa. Pernyataan itu tidak memberikan jumlah pasti korban tewas.

Juru bicara NLF Sayf Raad juga mengecam pesawat Rusia dan pasukan rezim yang terus menerus melanggar kesepakatan Turki-Rusia dalam menargetkan posisi militer, desa dan kota.

Dari hampir satu juta orang yang mengungsi dalam serangan terakhir di Idlib, lebih dari 200 ribu orang telah kembali ke kota dan desa mereka. Sebagian besar pengungsi kembali sejak gencatan senjata diberlakukan.

Gencatan senjata Maret sebagian besar telah berlangsung, meskipun ada beberapa pemboman berselang di daerah itu dari kedua sisi.

“Serangan udara Rusia dari waktu ke waktu menargetkan posisi militer, termasuk kelompok yang didukung Turki,” kata Abdel Rahman.

Perang Suriah, yang meletus setelah penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah pada tahun 2011, telah menewaskan lebih dari 380 ribu orang dan membuat jutaan orang terlantar di dalam dan luar negeri.

Putaran tak berujung pembicaraan damai yang didukung PBB telah gagal membendung pertumpahan darah dan dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar telah diambil alih oleh jalur negosiasi parallel yang dipimpin oleh Rusia dan Turki.

Pada hari Minggu, utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengunjungi Damaskus dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem. Pedersen kemudian mengatakan pertemuan itu menyentuh semua masalah yang berkaitan dengan resolusi Dewan Keamanan 2254 untuk solusi politik atas konflik tersebut.

“Harapan saya pertemuan yang kita lakukan hari ini dan pertemuan yang akan terus kita lakukan bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru,” ujarnya.

Utusan PBB itu mengatakan dia kemudian akan mengadakan pembicaraan dengan anggota oposisi politik.

“Mudah-mudahan kami dapat melihat apakah mungkin untuk menemukan lebih banyak kesamaan tentang bagaimana memajukan proses ini,” ungkapnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA