Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Angka Kelahiran Jatuh Di Tengah Pandemi, Jepang Hadapi Krisis Demografi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 17:19 WIB
Angka Kelahiran Jatuh Di Tengah Pandemi, Jepang Hadapi Krisis Demografi
Angka kelahiran di Jepang menurun selama pandemi Covid-19/Net
rmol news logo Di tengah pandemi Covid-19, angka kehamilan di sejumlah wilayah di Indonesia mengalami peningkatan. Namun fenomena berbeda terjadi di Jepang.

Dilaporkan Reuters pada Selasa (27/10), pandemi Covid-19 di Jepang membuat angka pernikahan dan kehamilan di Jepang mengalami penurunan, sehingga berisiko pada krisis demografi.

Selama ini, Jepang memiliki masyarakat paling tua di dunia, dengan lebih dari 35 persen populasinya diperkirakan akan berusia 65 tahun ke atas pada 2050. Hal tersebut disebut berisiko bagi pertumbuhan ekonomi dan membebani keuangan pemerintah.

"Saya rasa penyebaran virus corona membuat banyak orang khawatir tentang kehamilan, melahirkan, dan membesarkan bayi," ujar Menteri Urusan Umum, Tetsushi Sakamoto, yang bertanggung jawab atas penurunan angka kelahiran di Jepang.

Data resmi yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi dalam tiga bulan sejak Juli turun 11,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara jumlah pernikahan pada periode yang sama turun 36,9 persen.

Penurunan tajam dalam perkawinan penting karena mayoritas bayi di Jepang lahir di dalam nikah.

"Ini sangat serius karena efek negatif dapat terus berlanjut, dengan kemerosotan ekonomi yang menyebabkan lebih sedikit pernikahan, dan kemudian kelahiran yang lebih sedikit," kata kepala ekonom eksekutif di Dai-ichi Llife Research Institute, Hideo Kumano.

Pada masa pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe, tren penurunan kelahiran sudah terjadi dan bahkan disebut sebagai krisis nasional.

Jumlah kelahiran pada 2019 turun 5,8 persen menjadi sekitar 865 ribu, angka tahunan terendah yang pernah ada.

Peringatan yang sama juga disampaikan oleh Asosiasi Pediatri Jepang. Pasalnya, tren penurunan kelahiran dapat mengancam pengobatan pediatrik dan berdampak secara luas.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,2 persen pada 2021, dengan Jepang menjadi 2,3 persen.

Sebuah survei baru-baru ini oleh surat kabar Nikkei menunjukkan, mayoritas dari 22 ekonom yang disurvei memperkirakan bahwa ekonomi Jepang tidak akan kembali ke level sebelum pandemi sebelum 2024. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA