Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Korsel Ajak Korut Kembali Ke Meja Perundingan Sebelum Pilpres AS 2020

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 17:38 WIB
Korsel Ajak Korut Kembali Ke Meja Perundingan Sebelum Pilpres AS 2020
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump; Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un; dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in/Net
rmol news logo Korea Selatan mengajak Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan sebelum Amerika Serikat (AS) memulai pemilihan presiden pada pekan depan.

Penasihat keamanan khusus untuk presiden, Moon Chung-in mengatakan dialog antar-Korea diperlukan untuk menciptakan perdamaian di Semananjung Korea.

"Kedua Korea perlu meningkatkan hubungan dan mengadakan pertemuan puncak sesegera mungkin, dan mereka terutama harus melanjutkan dialog sebelum pemerintahan baru menjabat setelah pemilihan AS," ujar Moon, seperti dikutip Yonhap, Selasa (27/10).

Pernyataan Moon sendiri muncul saat ia berbicara dalam Forum Perdamaian Korea-China-Jepang yang diselenggarakan oleh Dewan Penasihat Unifikasi Nasional.

Moon mendesak Korea Utara untuk lebih melihat ke depan dan melakukan kerja sama dua Korea. Ia juga mengatakan senjata nuklir tidak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kemakmuran Korea Utara.

Dia kemudian menekankan perlunya secara resmi mengakhiri Perang Korea sebagai bagian dari proses denuklirisasi.

"Seperti yang dikatakan presiden, penting untuk secara bersamaan mengupayakan denuklirisasi dan rezim perdamaian permanen di Semenanjung Korea. Deklarasi berakhirnya perang bertindak sebagai pintu untuk ini," katanya.

Moon juga meminta para pemimpin Korea Selatan, China dan Jepang untuk bekerja sama mencegah "Perang Dingin baru" yang dapat membawa bencana ke Asia Timur.

"Kita harus mencegah Perang Dingin baru meletus di Semenanjung Korea dengan segala cara, denuklirisasi Korea Utara penting dalam pengertian itu," tambahnya.

Hubungan antar-Korea terhenti sejak pertemuan puncak tanpa kesepakatan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump tahun lalu.

Ketegangan semakin meningkat setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung gabungan di Kaesong pada Juni dan secara fatal menembak seorang pejabat perikanan Korea Selatan di perairannya bulan lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA