Ajakan itu disampaikan Pompeo saat melakukan kunjungan ke India bersama dengan Menteri Pertahanan Mark Esper.
Tiba di New Delhi pada Senin (26/10), Pompeo dan Esper melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Pertahanan Rajnath Singh pada keesokan harinya, Selasa (27/10).
"Hari ini adalah kesempatan baru bagi dua negara demokrasi besar seperti kita untuk tumbuh lebih dekat," kata Pompeo, seperti dikutip
Reuters.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Banyak yang harus kita diskusikan hari ini. Kerja sama kita dalam pandemi yang berasal dari Wuhan, untuk menghadapi ancaman Partai Komunis China terhadap keamanan dan kebebasan, untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan," sambung dia.
Pesan yang sama juga disampaikan Esper.
"Fokus kami sekarang harus pada pelembagaan dan pengaturan kerja sama kami untuk memenuhi tantangan hari ini dan menegakkan prinsip-prinsip Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka di masa depan," kata Esper.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menandatangani perjanjian militer yang akan memberi India akses satelit dan data peta AS yang canggih.
Kunjungan dua petinggi AS ke India terjadi ketika New Delhi tengah disibukkan dengan ketegangan bersama China di perbatasan Himalaya.
Pada Juni, 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di perbatasan. Insiden tersebut kemudian memicu sentimen anti China dan membuat pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi lebih dekat dengan AS.
Sementara itu, AS sendiri, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah menjadikan sikap keras terhadap China sebagai bagian dari kampanyenya untuk mendapatkan masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden pada pekan depan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: