Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bara Hubungan Turki-Prancis Memanggang Hingga Soal Agama, AS Angkat Bicara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 28 Oktober 2020, 06:25 WIB
Bara Hubungan Turki-Prancis Memanggang Hingga Soal Agama, AS Angkat Bicara
Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Pemerintah Amerika Serikat angkat bicara di tengah meningkatnya tensi antara Turki dan Prancis akhir-akhir ini. Mereka menyuarakan harapan agar kedua negara segera meredakan ketegangan yang kini melebar pada masalah agama.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Departemen Luar Negeri AS mengingatkan kedua negara yang akhir-akhir ini terlibat beberapa konflik itu untuk segera mendinginkan keadaan. AS menilai perselisihan yang kini terjadi hanya akan mendatangkan kerugian bagi kedua sekutu NATO itu.

"Amerika Serikat sangat yakin bahwa perselisihan aliansi yang tidak perlu hanya menguntungkan musuh kita," kata juru bicara kementerian luar negeri AS, seperti dikutip dari AFP, Selasa (27/10).

Amerika Serikat tidak segera memberikan komentar lebih lanjut tentang perselisihan atau kritikan Turki terhadap Prancis.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memimpin protes terhadap rivalnya Emmanuel Macron, dengan mendukung seruan dunia Islam untuk memboikot barang-barang Prancis.

Sementara itu Macron dengan tegas membela hak atas kebebasan berekspresi, termasuk untuk mengkritisi agama, di tengah kebencian yang meluas di Prancis pasca pembunuhan seorang guru oleh pemuda Muslim asal Chechnya.

Hubungan antara Prancis dan Turki telah memburuk jauh sebelum kasus ini terjadi. Sikap Macron yang blak-blakan memihak Yunani dan Siprus di saat Ankara mengeksplorasi energi di perairan Mediterania yang disengketakan telah membuat Erdogan murka.

Tak hanya dengan Prancis, Turki juga sempat terlibat gesekan dengan AS yang mengecam pengujian sistem pertahanan udara Rusia oleh Ankara baru-baru ini. Tetapi pada saat bersamaan Erdogan juga menjalin hubungan yang hangat dengan Presiden Donald Trump. AS menilai itu tidak sesuai dengan komitmen NATO. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA