Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerusuhan Philadelphia Makin Mengerikan Pasca Penembakan Pria Kulit Hitam, Puluhan Polisi Luka-luka

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 28 Oktober 2020, 07:16 WIB
Kerusuhan Philadelphia Makin Mengerikan Pasca Penembakan Pria Kulit Hitam, Puluhan Polisi Luka-luka
Petugas di lokasi penembakan pria kulit hitam yang melahirkan kerusuhan mengerikan di Philadelphia/Net
rmol news logo Kerusuhan di Philadelphia semakin meluas. Pada Selasa (27/10), sedikitnya 30 petugas polisi terluka dan 90-an orang telah ditangkap saat protes berlanjut atas penembakan kematian seorang pria kulit hitam oleh polisi di Philadelphia Barat yang terjadi pada Senin sore.

Pria kulit hitam itu, Walter Wallace (27 tahun), yang beraksi dengan memegang pisau ketika polisi datang hendak menenangkannya, belakangan diketahui berada dalam pergolakan krisis kesehatan mental, menurut keluarganya. Wallace tidak mau menurunkan pisaunya ketika polisi memberikan peringatan hingga beberapa kali, sampai akhirnya dua petugas polisi Philadelphia melepaskan tembakan 14 kali, membuatnya roboh seketika.

ABC News pada Rabu (28/10) melaporkan, konfrontasi yang mengakibatkan kematian Wallace memicu protes yang berubah menjadi kerusuhan, penjarahan, dan kekerasan fatal yang menyebabkan 30 polisi terluka dan lebih dari 90 orang ditangkap, kata para pejabat.

Departemen Kepolisian Philadelphia membenarkan bahwa banyak petugas yang menderita luka-luka akiba aksi anarkis para pengunjuk rasa yang marah atas kematian Wallace. Seorang Sersan PPD wanita berusia 56 tahun ditabrak oleh truk pickup hitam di sekitar Walnut Street sekitar pukul 12:44 pada Selasa pagi. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit daerah setempat di mana dia saat ini dalam kondisi stabil dengan patah kaki dan luka lainnya.

Selain sersan wanita tadi, secara total ada 29 petugas lainnya dirawat di berbagai rumah sakit karena luka-luka. Departemen Kepolisian Philadelphia mengatakan bahwa sebagian besar cedera disebabkan oleh proyektil seperti batu bata, batu, dan berbagai macam puing lainnya.

Kerusuhan, vandalisme dan penjarahan meletus di Philadelphia pada Senin malam beberapa jam setelah polisi menembak mati seorang pria kulit hitam Wallace yang bersenjatakan pisau yang dituduh melakukan kekerasan rumah tangga.

Larut malam, kemarahan yang tumbuh meluap menjadi kerusuhan hebat di dekat gedung Polisi di Distrik 18 Philadelphia. Beberapa petugas terluka oleh batu bata dan proyektil lainnya yang dilemparkan ke arah mereka oleh kerumunan demonstran.

Sampai dengan selasa, puluhan pengunjuk rasa yang ditangkap dengan tuduhan melakukan kerusuhan dan keributan, penyerangan terhadap petugas polisi, penjarahan,  dan kepemilikan senjata api.

Walikota Philadelphia mengatakan penembakan yang terjadi pada Senin sore terhadap pria kulit hitam telah menghadirkan pertanyaan yang harus dijawab.

Insiden itu dimulai ketika polisi menerima panggilan radio yang melaporkan adanya seseorang yang mengacungkan pisau di sebuah pemukiman.

Sebuah video yang diposting ke media sosial menunjukkan pria itu, yang kemudian diidentifikasi oleh petugas sebagai Walter Wallace yang berusia 27 tahun, berjalan berputar-putar di sekitar mobil yang diparkir. Di tangannya terdapat pisau. Polisi telah memerintahkannya meletakkan pisau itu tetapi pria kulit hitam itu malah berjalan ke arah petugas sambil membawa pisau.

"Letakkan pisaunya!" teriak polisi lantang.

Petugas beberapa kali menyuruh Wallace menjatuhkan pisau sebelum mereka melepaskan tembakan, kata  Sersan Polisi Eric Gripp mengatakan kepada wartawan.

Penembakan itu terjadi sesaat sebelum pukul 4 sore pada hari Senin di sebuah jalan di lingkungan Cobbs Creek di West Philadelphia. Para saksi dan aktivis komunitas mempertanyakan mengapa petugas polisi segera menggunakan kekuatan mematikan alih-alih mengambil tindakan yang tidak terlalu mematikan seperti menggunakan senjata bius.

Ayah Wallace mengatakan kepada surat kabar bahwa putranya sedang menjalani pengobatan untuk masalah kesehatan mental.

"Dia punya masalah kesehatan mental. Kenapa kamu harus menembaknya?" kata sang ayah.

Johnson, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Wallace, mengatakan keluarga itu memanggil 911, panggilan ambulans untuk Wallace, dan polisi tidak diminta dalam panggilan tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA