Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Qatar Meminta Maaf Atas Insiden Pelecehan Qatar Airways Terhadap Sejumlah Penumpang Perempuan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 28 Oktober 2020, 08:58 WIB
Pemerintah Qatar Meminta Maaf Atas Insiden Pelecehan Qatar Airways Terhadap Sejumlah Penumpang Perempuan
Maskapai Qatar Airways/Net
rmol news logo Pemerintah Qatar akhirnya meminta maaf atas insiden pelanggaran yang diduga dilakukan kru maskapai Qatar Airways terhadap sejumlah penumpang perempuan yang beberapa di antaranya adalah warga Australia.

Mereka mengaku menyesal atas segala kesusahan dan pelanggaran atas kebebasan pribadi dari sekelompok wanita yang menjadi sasaran penggeledahan internal invasif di sebuah bandara di Doha.

Pemeriksaan terjadi setelah para petugas menemukan bayi prematur yang baru lahir di kamar mandi terminal di Bandara Internasional Hamad pada 2 Oktober.

"Seorang bayi yang baru lahir ditemukan di tempat sampah, disembunyikan dalam kantong plastik dan dikubur di bawah sampah, di Bandara Internasional Hamad (HIA)," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari 9News, Rabu (28/10).

"Bayi perempuan itu berhasil diselamatkan dari apa yang tampaknya merupakan upaya yang mengejutkan dan mengerikan untuk membunuhnya," lanjut pernyataan tersebut.

"Ini adalah contoh pertama bayi terlantar yang ditemukan dalam kondisi seperti itu di HIA - pelanggaran hukum yang mengerikan dan mengancam nyawa ini memicu pencarian langsung orang tuanya, termasuk dalam penerbangan di sekitar tempat bayi ditemukan," lanjutnya.

Bayi yang ditemukan di bandara itu selamat dan sekarang dalam perawatan medis di Doha.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Austalia, Marise Payne mengatakan pada sidang parlemen bahwa 18 wanita Australia jadi korban kejadian tersebut.

"Hal-hal yang sedang dibahas terkait dengan masalah ini sangat memprihatinkan dan tersebar luas dan pemerintah Australia telah menjelaskan tentang itu," kata Payne.

Selain warga Australia, ada sejumlah perempuan dari negara lain yang menjadi korban. Payne menolak memberikan rincian tentang wanita lain yang terlibat karena masalah privasi.

 "Ada serangkaian pertemuan yang berlanjut di Qatar hingga kemarin. Australia bukan satu-satunya negara yang terkena dampak," kata Payne.

Pemerintah Australia pertama kali diberitahu tentang insiden tersebut pada 4 Oktober lalu. Segera setelah itu Payne menghadapi pertanyaan intens atas tanggapannya terhadap insiden tersebut.

Berita itu muncul saat Serikat Pekerja Transportasi mengancam akan memboikot Qatar Airlines sebagai tanggapan atas insiden tersebut jika pemerintah gagal bertindak. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA