Sebelumnya Tebboune telah memutuskan untuk mengisolasi dirinya beberapa hari yang lalu setelah para pembantu utamanya terjangkit Covid-19. Tidak segera jelas apakah dia masuk ke rumah sakit itu terkait dengan virus corona.
"Saya meyakinkan Anda, saudara dan saudari saya, bahwa saya baik-baik saja dan sehat dan bahwa saya melanjutkan pekerjaan saya," katanya saat itu, seperti dikutip dari
Daily Sabah, Selasa (27/10).
Jika penyakitnya dipastikan sebagai Covid-19, dia akan menjadi salah satu dari sekelompok kecil pemimpin dunia yang jatuh sakit akibat penyakit tersebut termasuk Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Rawat inap Tebboune terjadi pada saat kritis dalam upayanya untuk membalikkan kondisi negaranya setelah terjadi protes jalanan besar-besaran tahun lalu yang memaksa pendahulunya Abdelaziz Bouteflika dari kekuasaan setelah 20 tahun.
Tebboune terpilih pada Desember 2019, ia telah mendorong konstitusi baru yang membatasi masa jabatan presiden dan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada parlemen dan peradilan. Itu akan dimasukkan ke referendum pada hari Minggu mendatang.
Pandemi global telah menambah derita ekonomi Aljazair. Apalagi negara itu kini menghadapi tantangan jangka panjang yang ditimbulkan oleh penurunan pendapatan minyak dan gas yang membiayai belanja negara yang secara historis boros.
Sejauh ini, Aljazair secara resmi telah mengonfirmasi lebih dari 55 ribu kasus virus corona dengan hampir dua ribu kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: