Wakil Perdana Menteri Trinh Dinh Dung dalam pernyataannya pada Kamis (29/10) mengatakan, tanah longsor yang melanda daerah terpencil di provinsi tengah Quang Nam pada Rabu malam (28/10) sudah menewaskan setidaknya 13 orang dengan 40 orang lainnya hilang.
"Kami dapat memperkirakan jalur badai atau jumlah hujan, tetapi tidak dapat memprediksi kapan tanah longsor terjadi," kata Dung, seperti dikutip
CNA.
"Jalan tertutup lumpur dan hujan deras masih melanda daerah itu, tetapi pekerjaan penyelamatan harus dilakukan dengan cepat," lanjutnya.
Selain itu, berdasarkan laporan media pemerintah, 12 nelayan juga kehilangan nyawa saat melaut di tengah badai. Mayat mereka ditemukan pada Kamis setelah perahu yang ditumpanginya tenggelam ketika mencoba kembali ke pantai
Dua kapal angkatan laut telah dikerahkan untuk menemukan 14 nelayan yang masih hilang.
Pemerintah mengatakan Topan Molave ​​telah menyebabkan jutaan orang kehilangan listrik dan merusak 56 ribu rumah.
Gambar di media sosial menunjukkan desa-desa dilanda banjir, dan jalan-jalan dipenuhi puing-puing, pohon tumbang atau terhalang oleh tanah longsor.
Sebelum melanda Vietnam, Topan Molave ​​melewati Filipina, di mana ia menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menurut otoritas bencana pada Kamis telah menewaskan sedikitnya 16 orang.
Setelah menghantam Vietnam, Topan Molave diperkirakan akan mencapai Laos pada Kamis malam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: