Penangguhan dilakukan setelah para anggota parlemen mendapatkan kabar serangan mematikan di Gereja Notre Damme, Nice, pada Kamis (29/10).
Dilaporkan
The Telegraph, Presiden Emmanuel Macron juga langsung melakukan perjalanan ke Nice untuk melihat secara langsung tanggapan insiden tersebut.
Sebelumnya, seorang penyerang memenggal wanita di gereja Notre Damme menggunakan pisau. Dua orang juga meninggal dalam insiden tersebut, sementara beberapa lainnya terluka.
Sejauh ini, polisi mengatakan, penyerang bertindak sendiri.
Proses penyelidikan masih berlangsung, sementara penyerang diketahui sudah diamankan oleh polisi.
Walikota Nice, Christian Estrosi menuturkan, penyerang tersebut meneriakan Allahu Akbar. Ia juga mengaitkan insiden itu dengan "Islamo-fasis".
"Sudah cukup. Sekarang saatnya Prancis melepaskan diri dari aturan perdamaian untuk memusnahkan momok Islamo-fasisme," kata Estrosi.
Insiden mengerikan tersebut terjadi setelah peristiwa pemenggalan terhadap guru di Prancis bernama Samuel Patty oleh pria asal Chechnya. Patty dibunuh setelah menggunakan kartun Nabi Muhammad dalam kelas berekspresi.
Ketegangan terjadi ketika Macron memberikan tanggapan atas insiden tersebut yang membuat negara-negara muslim di dunia memberikan kecaman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: