Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bertemu Ansor NU, Pompeo Jelaskan Kekagumannya Pada Islam Moderat Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 29 Oktober 2020, 23:22 WIB
Bertemu Ansor NU, Pompeo Jelaskan Kekagumannya Pada Islam Moderat Indonesia
Ketum GP ansor Gus Yaquth saat berikan plakat ke Menlus AS, Mike Pompeo/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo meyakini Indonesia bisa menjadi negara maju.

Pompeo melihat meski Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia tidak alasan untuk tidak berdampingan dengan agama lain.

"Saya percaya Indonesia bisa maju. Tidak ada alasan Islam tidak bisa berdampingan dengan agama lain," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dalam acara yang bertajuk "Nurturing The Share Civilization Aspirations of Islam Rahmatan Li Al-'amin The Republic of Indonesia and The United Stated of America, di Hotel Four Seasson Jakarta, Kamis (28/10).

Menurut Pompeo, hidup harmoni secara bersama dan saling menghormati adalah hal yang sangat penting.

Dia bahkan menyebut bahwa motto "Bhineka Tunggal Ika" sama dengan motto yang dimiliki Amerika Serikat. Termasuk, UUD 1945 yang menyatakan bahwa semua orang bebas melaksanakan dan memilih agama yang dianutnya.

Pompeo juga menyebut soal hak-hak dasar manusia yang tidak bisa dicabut. Di antaranya hak-hak kebebasan hati nurani dan kebebasan beragama.

Secara khusus, dia memuji NU yang bisa memainkan peran penting untuk membina harmoni sebagai masyarakat yang bebas.

"Oleh karena itu, NU sebagai organisasi muslim, sangat kuat untuk menjaga hak-hak yang tidak bisa dicabut (Unalienable Rights),” tandasnya.

Selain NU, Pompeo juga menilai Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan yang bisa menjaga tradisi toleransi dalam negara demokrasi yang berkembang pesat.

Pompeo mencontohkan bahwa kebebasan beragama dijamin dalam konstitusi negaranya.

Atas dasar itulah kemudian yang menjadi alasan AS bisa berdiri lebih tegak dibandingkan negara-negara lain di Barat.

Masyarakat AS, katanya, bebas memeluk agamanya dan menjunjung toleransi.

Menurutnya, kebebasan memeluk agama dan menegakkan toleransi harus diteruskan.

Secara khusus Pompeo menyebut nama Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang berhasil mengawal masa transisi Indonesia menuju demokrasi dan menjunjung tinggi humanisme.

Pompeo bahkan menyinggung gagasan Islam Nusantara yang kerap disuarakan pemimpin NU.

Pompeo meyakini kelompok Islam moderat dapat memukul mundur eksistensi kelompok aliran keras seperti ISIS.

Usai dialog yang dipandu Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf ini, Gus Yaqut menyerahkan plakat kepada Mike Pompeo.

Plakat tersebut berisi teks dukungan GP Ansor terhadap aspirasi yang diungkapkan dalam Laporan Commission on Unalienable Rights.

Dalam plakat itu juga berisi pernyataan kesiapan untuk berjuang bersama orang-orang yang berkehendak baik dari setiap agama dan bangsa.

Tujuannya untuk mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang didasarkan pada penghormatan atas persamaan hak dan martabat setiap manusia.

Isi dalam plakat ini juga dibacakan langsung oleh Gus Yaquth di depan Pompeo.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA