Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Macron Tingkatkan Jumlah Tentara Untuk Lindungi Sekolah Dan Tempat Ibadah Menjadi Tujuh Ribu Personil

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 30 Oktober 2020, 07:39 WIB
Presiden Macron Tingkatkan Jumlah Tentara Untuk Lindungi Sekolah Dan Tempat Ibadah Menjadi Tujuh Ribu Personil
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Net
rmol news logo   Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya tidak akan menyerah pada terorisme setelah dua penyerangan berturut-turut terjadi dalam dua minggu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Saya mengatakan ini dengan sangat jelas, kami tidak akan menyerah pada terorisme," katanya saat mengunjungi lokasi kejadian di Kota Nice, Kamis (29/10).

Macron tiba di Notre Dame de Nice, gereja tempat tiga orang tewas dalam serangan pisau pada Kamis pagi, dengan didampingi oleh Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin, Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti, jaksa penuntut anti-teror Jean-François Ricard dan Éric de Moulins-Beaufort, Presiden Dewan Uskup Prancis (CEF), seperti yang dilaporkan kantor kepresidenan, dikutip dari CNN.

"Tiga rekan kami menjadi korban di Nice, dan sangat jelas Prancis sedang diserang," tambahnya. Menambahkan bahwa seluruh rakyat Prancis harus menjadikan insiden itu untuk bersatu dan tidak menyerah yang menyebabkan perpecahan.

Macron mengatakan bahwa jumlah tentara yang dikerahkan untuk melindungi sekolah dan situs keagamaan akan digandakan, menjadi 7 ribu. Saat ini Pemerintah Prancis telah menaikkan tingkat kewaspadaan keamanannya ke tingkat maksimum.

Serangan itu terjadi hanya 13 hari setelah seorang guru dipenggal di pinggiran kota Paris dan pada malam penguncian kedua di seluruh Prancis karena pandemi virus corona.

Pihak berwenang mengatakan serangan pada Kamis (29/10) terjadi di dalam basilika Notre-Dame di jantung kota tua Nice.

Polisi mengatakan, seorang pria dan wanita tewas di dalam gereja. Korban ketiga, seorang wanita berusia 44 tahun yang berhasil melarikan diri, akhirnya meninggal di restoran terdekat.

Polisi nasional Prancis menyebut tersangka penyerang itu sebagai Brahim Aouissaoui, lahir pada 1999. Sumber di kementerian dalam negeri Italia mengatakan kepada CNN bahwa Aouissaoui pertama kali tiba di Eropa di pulau Lampedusa, Italia selatan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA