Presiden Polandia Andrzej Duda pada hari Kamis (29/10) akhirnya memilih bergabung dengan pemrotes. Ia mengatakan bahwa wanita harus memiliki hak untuk melakukan aborsi dalam beberapa kasus.
Menurutnya, wanita itu sendiri harus memiliki hak untuk melakukan aborsi jika janinnya rusak secara bawaan. Duda telah melanggar barisan dengan kepemimpinan konservatif yang telah mengeluarkan undang-undang tersebut yang telah menyebabkan protes jalanan massal.
"Tidak mungkin hukum menuntut kepahlawanan seperti ini dari seorang wanita," kata Duda dalam wawancara dengan radio RMF FM, seperti dikutip dari
Euronews, Kamis (29/10).
Dia berbicara setelah tujuh hari berturut-turut protes besar di seluruh Polandia menyusul putusan pengadilan konstitusional yang menyatakan tidak konstitusional untuk mengakhiri kehamilan karena cacat bawaan janin.
Keputusan tersebut secara efektif melarang hampir semua aborsi di negara yang telah memiliki salah satu undang-undang aborsi paling ketat di Eropa.
Para perempuan turun ke jalan menyerukan pembatalan undang-undang tersebut, meneriakkan siapa yang lebih menderita jika undang-undang itu disahkan. Bersama dengan seruan aktivis hak-hak perempuan mereka turun ke jalan untuk membela kebebasan mereka.
Perdebatan soal aborsi ini telah lama terjadi di Polandia. Pria dari kelompok sayap kanan, Pemuda Seluruh Polandia, telah menyerang wanita yang mengambil bagian dalam protes semalam di beberapa kota, termasuk Wroclaw, Poznan dan Bialystok.
Tindakan mereka terjadi setelah politisi paling kuat Polandia, pemimpin partai berkuasa Jaroslaw Kaczynski, menyerukan para pendukungnya untuk turun ke jalan untuk membela gereja setelah wanita mengganggu Misa Minggu lalu dan gereja yang dicoret-coret.
Banyak yang menafsirkan seruan Kaczynski sebagai izin untuk melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa.
Komentar Duda pada hari Kamis itu sangat kontras dengan reaksi awalnya minggu lalu, di mana dia menyambut dan menyetujui putusan itu. Minggu lalu, dia menekankan penentangannya terhadap aborsi bahkan ketika janin rusak permanen.
"Aborsi adalah hal yang sangat terpolarisasi di masyarakat selama lima tahun terakhir," kata Malgorzata Szuleka, seorang pengacara di Helsinki Foundation untuk Hak Asasi Manusia di Warsawa, kepada Euronews.
"Mayoritas yang memerintah saat ini - yang juga diwakili oleh Andrzej Duda - melakukan beberapa upaya untuk membatasi undang-undang aborsi. Penting untuk mengatakan Polandia memiliki salah satu akses paling terbatas untuk aborsi di semua negara Eropa," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: