Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beberkan Kisah Muslim Uighur, Pompeo: Partai Komunis China Adalah Ancaman Terbesar Masa Depan Umat Beragama

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 30 Oktober 2020, 18:28 WIB
Beberkan Kisah Muslim Uighur, Pompeo: Partai Komunis China Adalah Ancaman Terbesar Masa Depan Umat Beragama
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo dalam forum GP Ansor di Jakarta pada Kamis, 29 Oktober 2020/RMOL
rmol news logo Partai Komunis China (PKC) merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kebebasan beragama di masa depan, baik untuk Islam, Kristen, Budha, maupun Falun Gong dan kepercayaan lainnya.

Hal itu lah yang menjadi salah satu pembahasan dalam pidato yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo di forum yang digelar oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Jakarta, Kamis (29/10).  

"Faktanya, ancaman terbesar untuk masa depan kebebasan beragama adalah Partai Komunis China terhadap semua keyakinan," ujar Pompeo.

Pompeo mengatakan, PKC telah menunjukkan kebrutalan dengan berbagai tindakannya terhadap muslim Uighur di Xinjiang.

Ia menuturkan, PKC berusaha meyakinkan bahwa tindakannya di Xinjiang sebagai bagian dari upaya melawan terorisme dan pengentasan kemiskinan.

"Tapi Anda tahu, kita tahu, tidak ada upaya melawan terorisme yang membenarkan untuk memaksa muslim Uighur memakan babi selama Ramadhan atau menghancurkan makam muslim," terang Pompeo.

"Tidak ada upaya pengentasan kemiskinan yang membenarkan untuk memaksa sterilisasi," lanjutnya sembari mengungkap bahwa PKC juga memisahkan anak-anak dari orangtuanya.

Mantan Direktur CIA itu juga mengatakan bahwa ia mengetahui PKC berusaha untuk meyakinkan orang Indonesia agar mengesampingkan kebrutalan tersebut  dengan membelokkan fakta yang ada, menunjukkan kehhidupan muslim Uighur yang sejahtera.

"Ketika Anda mendengar ini, saya hanya meminta Anda untuk melihat ke dalam hati Anda, mencari kebenaran, dengarkan para penyintas dan keluarga mereka," tuturnya.

Ia pun ingin orang Indonesia tidak berpaling dari berbagai temuan, dokumentasi, dan observasi yang dilakukan oleh para akademisi terkait kehidupan muslim Uighur di Xinjiang.

Pompeo berkisah, ia mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan langsung kehidupan muslim Uighur di Xinjiang langsung dari para penyintas yang ia temui di Kazakhstan.

"Pertama hati saya dipenuhi amarah. Lalu berusaha untuk menyelesaikan masalah. Saya berusaha garisbawahi, betapa berharganya kebebasan yang diberikan oleh Tuhan," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA