Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lukashenko Tidak Akan Pernah Lari Walau Ditekan Oposisi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 31 Oktober 2020, 07:28 WIB
Lukashenko Tidak Akan Pernah Lari Walau Ditekan Oposisi
Presiden Belarusia, Lukashenko/Net
rmol news logo Meskipun berada dibawah tekanan oposisi, Presiden Lukashenko mengaku tidak akan menyerah dan tidak berniat melarikan diri dari negaranya, Belarusia. Dia mengatakan, untuk melindungi negara, semua cara yang ada akan dimobilisasi termasuk lembaga penegak hukum dan militer.

Dalam pertemuan dengan staf Kementerian Dalam Negeri pada Jumat (30/10) Lukashenko mengungkapkan berbagai peristiwa pahit pernah dia lalui dan membuatnya tidak gentar.

"Jika seseorang berpikir bahwa saya akan berkemas dan pergi...Lihat, ada situasi ketika seseorang mungkin menggigil. Tapi di sini ada jenderal yang berbicara dengan saya sepanjang waktu dan mereka melihat bahwa tidak ada satu helai rambut pun di kepala saya yang bergerak," kata Lukashenko, seperti dikutip dari BelTA.

Dia mengisahkan masa-masa yang lebih buruk yang pernah dia lewati. Mobil-mobil terbakar di jalanan, orang-orang bergerak anarkis, semua menyerbu Belarusia pada sekitar 1990-an. Dia masih mengingatnya dengan baik.  

"Mereka berusaha menyerbu Gedung Pemerintah, saya masih ingat itu. Kami telah mengalami semua itu," kata Lukashenko.

Apa yang dia dan rakyat Belarusia hadapi saat ini bukanlah seperti perang di jaman dahulu yang dimulai dengan agresi eksternal. Dia ingin para penegak hukum, militer, dan semua yang berada dalam pertemuannya itu bisa memahami bahwa saat-saat ini perang kerap dimulai dari dalam.

"Setiap perang akan dimulai dari dalam. Kita harus mempersiapkan itu di negara kita. Jadi, setiap orang harus mengerti bahwa kita akan memobilisasi semua yang kita miliki untuk melindungi negara kita, tanah kita, dan keluarga kita, anak-anak kita. Saya ingin Anda memahami ini," katanya.

Menurutnya, situasi di perbatasan barat Belarusia tengah bergolak.

"Di barat ini bergolak. Apa yang [Menteri Luar Negeri AS] Michael Pompeo katakan kepada saya, itu bagus, saya mencatat itu," katanya. Sebelumnya, diplomat Amerika itu meyakinkan Lukashenko bahwa tidak ada ancaman yang datang dari NATO ke Belarusia.

Namun, Lukashenko menyatakan bahwa pasukan NATO sedang bergerak dan dipenuhi kekhawatiran yang menyebabkan dia mengerahkan beberapa militer Belarusia di dekat perbatasan barat.

"Mereka (pasukan NATO) menjadi tenang, mereka mengerti kami tidak bercanda," kata Lukashenko.

Demonstrasi nasional telah melanda Belarusia pasca pemilihan pada 9 Agustus lalu. Menurut hasil resmi Komisi Pemilihan Pusat, petahana Lukashenko menang telak, mengumpulkan 80,10 persen suara. Lawannya, Svetlana Tikhanovskaya meraih 10,12 persen suara.

Namun, Tikhanovskaya menolak untuk mengakui hasil pemilihan dan meninggalkan Belarusia menuju Lituania.

Setelah hasil jajak pendapat diumumkan pada 9 Agustus, protes massal meletus di pusat kota Minsk dan kota-kota Belarusia lainnya menolak hasil pemilihan.

Selama periode awal pasca-pemilu, aksi unjuk rasa menjadi bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi. Kerusuhan diperkeruh oleh Dewan Koordinasi oposisi yang telah memukul drum untuk lebih banyak protes di Belarusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA