Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cendekiawan Muslim Ali al-Qaradaghi Minta Presiden Prancis Untuk Memulai Langkah Konstruktif Dan Serius

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 02 November 2020, 13:03 WIB
Cendekiawan Muslim Ali al-Qaradaghi Minta Presiden Prancis Untuk Memulai Langkah Konstruktif Dan Serius
Seorang cendekiawan Muslim terkenal Ali al-Qaradaghi/Net
rmol news logo Seorang cendekiawan Muslim terkenal Ali al-Qaradaghi mengatakan bahwa pernyataan terbaru Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan bahwa dia memahami perasaan umat Islam yang dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad adalah ‘langkah menuju moderasi’, tetapi itu saja tidak cukup untuk memperbaiki pernyataan sebelumnya.

“Kami mengharapkan keberanian dari dirinya untuk secara terbuka meminta maaf kepada kekasih kita, Nabi Muhammad dan kepada semua Muslim,” tulis al-Qaradaghi, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Internasional untuk Cendekiawan Muslim, di akun Twitternya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (2/11).

Sebelumnya, Macron mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menghormati sentimen Muslim tetapi akan selalu membela kebebasan berbicara dan berekspresi di negaranya.

Macron memberi penghormatan kepada Samuel Paty, seorang guru yang dibunuh pada 16 Oktober setelah dia menunjukkan gambar-gambar yang dianggap menghina Nabi Muhammad kepada murid-muridnya, dan menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang dalam krisis. Dia juga mengumumkan tindakan keras terhadap ‘separatisme Islam’ di Prancis.

Bulan lalu, kartun tersebut juga diproyeksikan di gedung-gedung pemerintah Prancis.

Cendekiawan Muslim kelahiran Irak itu meminta Emmanuel Macron untuk memulai dialog yang “konstruktif” dan “serius”, dan untuk memberlakukan undang-undang yang melarang dan mengkriminalkan “penghinaan dan penistaan terhadap Islam dan kesucian agama.”

Sikap kontroversial Macron telah menimbulkan kecaman internasional, protes, dan seruan untuk memboikot produk buatan Prancis.

Di tengah protes, pada 29 Oktober, seorang pria bersenjata pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice. Serangan kekerasan itu telah menarik kecaman dunia internasional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA