Hal itu dibuktikan dari kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo ke Indonesia pada Kamis (29/10).
Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah mengatakan, pemerintah Indonesia telah berulang kali menegaskan ketidakberpihakan dalam rivalitas AS dan China. Indonesia juga telah menolak dijadikan pangkalan militer oleh negara asing.
Ketidakberpihakan Indonesia itu juga yang menjadi pembahasan dalam kunjungan Pompeo beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, Indonesia menekankan pentingnya diplomasi multilateral untuk menyelesaikan sengketa.
"Jadi kepada Pompeo kita memberikan sinyal yang 100 persen yakin bahwa 'kami ini benar-benar memegang prinsip
non-alignment'," kata Teuku dalam
RMOL World View betajuk "Indonesia Kembali ke Pelukan Teman Lama?" pada Senin (2/11).
"Kalaupun Anda mau terlibat dengan Indonesia, ya wahananya adalah investasi. Investasinya seperti yang dikemukakan oleh Ibu Menlu. Investasi di pulau-pulau terluar di Indonesia," tambahnya.
Di sisi lain, Teuku menuturkan, tawaran tersebut pun tampaknya disambut baik oleh AS yang sudah terbiasa dengan proyek-proyek internasional.
Selain memberikan ketegasan prinsip ketidakberpihakan, pernyataan Indonesia juga menurut Teuku menjadi peringatan bahwa NKRI semakin kuat dan mandiri di kawasan.
"Jadi intinya berpulang pada kita untuk membuktikan kepada pihak lain bahwa Indonesia ini punya prinsip
non-alignment, punya kepercayaan pada diri sendiri," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: