Kedutaan mengatakan penembakan terjadi di dekat Schwedenplatz pada hari Senin (2/11), dan mengingatkan orang Tionghoa perantauan di Austria, mahasiswa Tiongkok, dan karyawan perusahaan Tiongkok untuk memperhatikan keselamatan pribadi.
Kedutaan juga mendorong warga China perantauan di Wina untuk memperhatikan berita resmi dan mematuhi persyaratan polisi, dan tidak keluar. Dalam keadaan darurat, kedutaan mengatakan mereka harus melapor ke polisi dan segera menghubungi kedutaan China.
Serangan itu terjadi di enam lokasi yang dekat dengan Schwedenplatz di jantung ibu kota Austria, menurut Guardian. Sedikitnya dua orang tewas (satunya tersangka) dan 15 orang terluka dalam serangan teroris itu. Sejauh ini pihak Kedubes China mengatakan tidak ada korban luka dari warga Tiongkok yang dilaporkan.
Global Times melaporkan pada Selasa (3/11), topik "serangan teroris di Wina" tetap menjadi salah satu yang paling banyak dilihat di platform media sosial China Sina Weibo, dan sejauh ini telah dibahas lebih dari 74 juta kali.
Sejumlah netizen China mengungkapkan simpati mereka secara online, dengan beberapa mengatakan, "Sungguh saat yang sulit bagi Eropa, epidemi dan serangan teroris datang pada saat yang sama," dan mengutuk tindakan brutal tersebut.
Kanselir Austria Sebastian Kurz menggambarkan insiden itu sebagai ‘serangan teror yang menjijikkan’.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron men-tweet, “Setelah Prancis, sebuah negara sahabat diserang. Ini adalah Eropa kita. Musuh kita harus tahu dengan siapa mereka berurusan. Kita tidak akan menyerah.â€
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: