Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dekati Karibia, China Makin Terang-terangan Bermain Api Di Depan AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 09 November 2020, 09:39 WIB
Dekati Karibia, China Makin Terang-terangan Bermain Api Di Depan AS
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump/Net
rmol news logo China semakin berani untuk mencari gara-gara dengan Amerika Serikat (AS) dengan mendekati kawasan Karibia.

Dimuat The Straits Times pada Senin (9/11), China telah menawarkan pinjaman dan keahlian untuk membangun jalan raya baru di Jamaika.

China juga diketahui sudah menyumbangkan peralatan keamanan kepada pasukan militer dan polisi, serta membangun jaringan pusat kebudayaan Tiongkok di kawasan Karibia.

Di tengah pandemi Covid-19, Beijing pun mengirim bantuan besar berupa alat uji, masker, hingga ventilator.

Dalam beberapa tahun terakhir, China memperkuat inisiatif tersebut untuk memperluas jejak dan pengaruhnya di kawasan melalui hibah dan pinjaman pemerintah, investasi perusahaan, hingga berbagai kerja sama.

Mencium adanya gelagat yang tidak beres, AS di bawah pemerintahan Trump menantang pengaruh China di kawasan dengan curiga.

Pasalnya pasar Karibia umumnya kecil, banyak negara yang justru kekurangan cadangan mineral dan bahan mentah lain.

Namun, kawasan Karibia punya kepentingan strategis sebagai pusat logistik, perbankan, dan perdagangan. Kawasan tersebut juga memiliki nilai keamanan yang besar dalam konflik militer karena kedekatannya dengan AS.

"Ada banyak alasan penguat yang melampaui neraca," ujar profesor riset studi Amerika Latin di Institut Studi Strategis US Army War College, R. Evan Ellis.

"China memahami secara intuitif pentingnya strategis dari ruang itu," sambungnya.

Selain masalah keamanan, Ellis mengatakan, China memiliki kepentingan untuk meningkatkan hubungan diplomatik guna melancarkan proyek Belt and Road Initiatives (BRI) di Karibia.

Selain itu, menurut profesor di Universitas Hindia Barat Jamaika sekaligus mantan Dutabesar Jamaika untuk AS, Richard Bernal, motivasi penting China mendekati Karibia adalah Taiwan.

Beijing berupaya untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara yang selama ini masih menjadi sekutu diplomatik Taiwan, baik di Karibia maupun Amerika Latin.

"Tujuan China adalah untuk secara bertahap menghilangkan pengakuan atas Taiwan," kata Bernal.

Minat China yang meningkat menjadi bantuan yang sangat dibutuhkan bagi negara-negara Karibia yang memiliki kebutuhan infrastruktur serius tetapi dengan status sebagai negara berpenghasilan menengah.

Pinjaman berbunga rendah oleh pemerintah China dengan total lebih dari 6 miliar dolar AS selama 15 tahun telah membiayai proyek infrastruktur besar dan inisiatif lainnya di seluruh Karibia.

Inter-American Dialogue, sebuah organisasi penelitian yang berbasis di Washington mengungkap, total pinjaman itu naik menjadi 62 miliar dolar AS dengan tambahan bantuan ke Venezuela.

Selama periode yang sama, perusahaan China telah berinvestasi di pelabuhan dan logistik maritim, pertambangan dan minyak, industri gula dan kayu, resor wisata, dan proyek teknologi. Antara 2002 hingga 2019, perdagangan antara China dan Karibia naik delapan kali lipat.

Dorongan global China untuk bisnis dan sekutunya telah menuai kritik, terutama di AS dan Eropa Barat, yang menyebut China dengan ambisi BRI-nya sebagai predator.

Pada 2018, Sri Lanka tidak dapat membayar kembali pinjaman ke China sehingga harus menyerahkan pelabuhan utamanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA