Arce dilantik oleh presiden Dewan Legislatif Bolivia, David Choquehuanca, menurut outlet pers yang dikelola pemerintah Agencia Boliviana de Informacion (ABI).
Pelantikan dilakukan di La Paz dan dihadiri oleh para pemimpin dari wilayah dan seluruh dunia termasuk Raja Felipe VI dari Spanyol, dan presiden Paraguay, Argentina, dan Kolombia, seperti dikutip dari
CNN Espanol.
Pejabat senior dari Chile, Iran dan dari pemerintah Venezuela Nicolas Maduro juga hadir.
Namun, tidak terlihat sosok Morales. Diperkirakan Morales akan kembali ke Bolivia pada hari Senin, menurut ABI.
Arce menjadi Presiden ke-67 Bolivia menurut ABI. Pelantikannya itu menyusul kemenangannya dalam pemilihan umum bulan Oktober di Bolivia.
Mantan menteri ekonomi yang dikenal sederhana itu dianggap sebagai arsitek pertumbuhan Bolivia di bawah Morales, yang diharapkan dapat menyembuhkan perpecahan krisis politik dan pandemi virus corona. Arce adalah anggota partai Gerakan Menuju Sosialisme (MAS) Bolivia.
Arce sendiri telah berjanji untuk membangun kembali ekonomi negaranya yang terpukul, menghidupkan kembali hubungan dengan tetangga sayap kiri dan hanya menjalani satu masa jabatan.
Berbicara kepada
The Guardian sebelum pelantikannya pada hari Minggu, ekonom berpendidikan Inggris itu berhati-hati dalam menggambarkan kemenangannya sebagai bukti bahwa "gelombang merah muda" sayap kiri Amerika Latin pada awal tahun 2000-an bangkit kembali setelah periode dominasi sayap kanan.
Sejak 2018, sayap kiri telah kembali berkuasa di Meksiko dan Argentina, sementara ekonom sayap kiri berada di posisi yang tepat untuk memenangkan pemilihan presiden Ekuador pada bulan Februari.
Arce yang saat ini berusia 57 tahun, mengatakan kemenangan putaran pertamanya yang tegas menunjukkan orang Amerika Latin tidak akan lagi menerima rezim anti-demokrasi seperti pemerintah sementara yang mengambil alih kekuasaan setelah Morales meninggalkan Bolivia pada November 2019.
Luis Arce mengambil alih kekuasaan setelah menang telak untuk Gerakan untuk Sosialisme, tetapi para ahli memperkirakan jalan bergelombang di depan
“Kami telah merebut kembali demokrasi untuk Bolivia, dan pesan kami adalah bahwa kami tidak akan mentolerir segala jenis rezim diktator de facto atau kudeta di Amerika Latin,†katanya, berjanji untuk mencari keadilan bagi para korban penembakan warga sipil tak bersenjata di puncak kerusuhan tahun lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: