Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Taliban Minta Joe Biden Tak Ubah Kesepakatan Penarikan Pasukan AS Dari Afghanistan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 09 November 2020, 11:48 WIB
Taliban Minta Joe Biden Tak Ubah Kesepakatan Penarikan Pasukan AS Dari Afghanistan
Foto Presiden AS yang baru, Joe Biden, beredar di surat kabar di Kabul/Net
rmol news logo Terpilihnya Joe Biden sebagai presiden untuk menggantikan Donald Trump diharapkan tidak akan mengubah kesepakatan yang telah dicapai antara pemerintah AS dan Taliban.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam pernyataan terbarunya, kelompok Taliban berharap Biden akan mematuhi kesepakatan yang telah ditandatangani dengan pemerintahan pendahulunya yang membuka jalan untuk menarik pasukan Amerika dari Afghanistan.

Pada bulan Februari, AS di bawah Trump tekah menandatangani kesepakatan dengan Taliban untuk sepenuhnya melepaskan diri dari Afghanistan dengan imbalan beberapa jaminan keamanan dan komitmen dari pemberontak untuk menghentikan kelompok jihadis trans-nasional seperti Al-Qaeda dan ISIS di negara tersebut.

Namun, kemenangan Biden dalam pemilihan AS telah meningkatkan kekhawatiran di antara warga biasa bahwa ia mungkin memperlambat apa yang oleh beberapa orang dianggap sebagai penarikan pasukan AS yang terlalu terburu-buru dari Afghanistan.

Taliban mengatakan mereka berharap pemerintah Biden mematuhi kesepakatan yang ditandatangani pada 29 Februari itu.

"Kami menandatangani perjanjian dengan pemerintah Amerika bukan dengan siapa pun," kata Mohammad Naeem, juru bicara Taliban, seperti dikutip dari AFP, Minggu (8/11).

"Kami berharap proses yang telah dimulai tidak akan melemah, melainkan diperkuat," lanjutnya.

Kesepakatan AS-Taliban setuju untuk menarik semua pasukan Amerika dari Afghanistan pada Mei 2021. Penarikan pasukan itu telah menjadi landasan rencana Trump untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika.

Sejak penandatanganan kesepakatan tersebut, militer AS telah menutup beberapa pangkalan dan menarik ribuan pasukan sesuai kesepakatan.

Kesepakatan itu, bagaimanapun, mengecualikan pemerintah Afghanistan dari negosiasi, dan juga membuat hampir 6.000 tahanan Taliban dibebaskan - yang membuat pihak berwenang tidak senang.

Beberapa hari setelah pembebasan tahanan, pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang diluncurkan di ibu kota Qatar, Doha. Pembicaraan, yang dimulai pada 12 September itu, sejauh ini gagal mencapai kemajuan yang signifikan.

"Pembicaraan intra-Afghanistan yang sedang berlangsung adalah bagian dari perjanjian (dengan AS) dan tidak akan terpengaruh," kata Naeem.

Meskipun Taliban dan pemerintah Afghanistan terlibat dalam pembicaraan, kekerasan di lapangan terus saja meningkat. Penyebabnya adalah Taliban yang terus meningkatkan serangan harian yang menargetkan pasukan keamanan Afghanistan.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan pada Minggu bahwa hubungan antara Kabul dan Washington diperkirakan akan semakin dalam di bidang kontra-terorisme dan membangun perdamaian saat dia memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA