Hassen Chalghoumi, imam dari Kota Drancy, di pinggiran Prais, yang juga seorang Muslim moderat terkemuka, mengatakan dia telah menerima banyak ancaman baru sejak dia berbicara menentang pemenggalan seorang guru bahasa Prancis bulan lalu.
Dalam pernyataannya ia menggambarkan Samuel Paty, guru yang dibunuh setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya, sebagai "martir untuk kebebasan berekspresi, dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain".
Usai mengatakan itu, banyak ancaman pembunuhan yang menyerangnya.
Sebagai presiden Konferensi Para Imam Prancis, Chalghoumi telah bekerja untuk meningkatkan hubungan antara Muslim dan Yahudi. Dia mendukung pelarangan cadar di Prancis dan menyerukan toleransi.
Imam kelahiran Tunisia berusia 48 tahun itu telah hidup di bawah penjagaan polisi sejak ISIS menyerukan 'eksekusi' terhadapnya. Ia kini yakin ia dalam bahaya yang meningkat seiring dengan lonjakan suara ancaman di media sosial.
Sebuah kiriman berbahasa Arab di Twitter mengatakan: "Kami mendesak Muslim Prancis sejati untuk membawa Chalghoumi bergabung dengan guru sejarah dan juga menjadi martir bangsa."
Posting lainnya di Telegram menggambarkan Chalghoumi sebagai 'target baru' dan meminta pengikut untuk 'membununya' karena dia 'lebih kotor daripada orang-orang kafir Prancis'.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: