Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gagal Hentikan Agresi Azerbaijan, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan Diminta Segera Mundur

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 10 November 2020, 06:01 WIB
Gagal Hentikan Agresi Azerbaijan, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan Diminta Segera Mundur
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan/Net
rmol news logo Di tengah upaya untuk menghentikan perang dan meminta dunia internasional membantu dalam konflik Nagorno-Karabakh, Perdana Menteri Nikol Pashinyan menghadapi tuntutan terbaru dari para pejabat partai. Mereka meminta ia segera mundur.  
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sebanyak tujuh belas partai Armenia mengeluarkan pernyataan yang menuntut pengunduran diri Pashinyan beserta jajarannya dengan segera dan tanpa pergolakan.

News Arm melaporkan pada Senin (9/11), partai-partai itu telah mengeluarkan pernyataan permintaan mundur kepada Pashinyan yang isinya antara lain kegagalan menangangi agresi yang terjadi selama beberapa minggu yang telah menghilangkan ribuan nyawa.

"Rakyat Armenia bersama kekuatan politik parlementer dan non-parlementer, telah menggabungkan potensi mereka untuk melawan agresi Turki-Azerbaijan terhadap negara Armenia," isi pernyataan itu.

"Selama waktu ini, pihak berwenang telah menunjukkan ketidakmampuan yang jelas untuk menolak tantangan internal dan eksternal," lanjut pernyataan itu.

Pernyataan itu juga mengungkapkan bahwa selama agresi terjadi, Armenia telah banyak kehilangan nyawa, harta benda, dan masa depannya, yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemegang kekuasaan.

"Semua tanggung jawab atas situasi ini terletak pada otoritas politik, yang tidak menyingkirkan kompleks infalibilitas mereka. Menempatkan Armenia dan Artsakh dalam situasi yang sulit, dengan kerugian teritorial yang serius."

Berminggu-minggu Armenia bertahan dari dari serangan Azerbaijan yang saat ini telah dibantu oleh Turki. Konflik berkepanjangan yang tiada titik temu dan semakin memperparah situasi, dianggap sebagai kegagalan para pemimpin.

"Dengan demikian, pihak berwenang kehilangan hak politik dan moral untuk mewakili rakyat Armenia!" tutup pernyataan itu.

Serangan Azerbaijan kembali terjadi dan menghancurkan wilayah Stepanakert dan Sushi pada Jumat hingga Minggu (8/11).

PM Armenia menulis di halaman facebooknya bahwa ia menandatangani pernyataan dengan Presiden Azerbaijan dan Rusia untuk mengakhiri perang di Artsakh.

"Saya telah membuat keputusan yang sangat sulit untuk diri saya sendiri dan untuk kami semua," katanya. "Saya telah menandatangani pernyataan dengan Presiden Rusia dan Azerbaijan untuk mengakhiri perang Karabakh."

"Saya berlutut di depan semua martir kami. Saya tunduk pada semua tentara, perwira, jenderal, sukarelawan kami yang telah membela dan mempertahankan tanah air dengan nyawa mereka," tulis Pashinyan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA