Pashinyan dalam postingan media sosialnya menegaskan bahwa dia masih berada di negaranya dan masih terus memenuhi tugasnya.
“Tentu saja saya di Armenia dan saya terus memenuhi tugas saya sebagai Perdana Menteri,†katanya, seperti dikutip dari
News Arm, Selasa (10/11).
Sebelumnya, orang-orang Armenia mulai bersuara di media sosial, menyusul protes yang dimulai atas kesepakatan Karabakh.
Pashinyan mengatakan bahwa pengunjuk rasa menyerbu ke kediaman resminya di Yerevan dan menggeledahnya.
“[Mereka] mencuri komputer, jam, parfum, SIM, dan barang lainnya dari kediaman Perdana Menteri. Ini semua, tentu, “untuk tanah airâ€, katanya.
Sebelumnya, Pashinyan meminta lembaga penegak hukum untuk menangkap para pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan ke gedung-gedung pemerintah dan menyerang secara fisik Ketua Parlemen Ararat Mirzoyan.
Pada Senin (9/11) sekelompok pengunjuk rasa menyerbu ke aula sesi Majelis Nasional (NA) Armenia pada Senin (9/11).
Di antara tuntutan lainnya, mereka ingin bertemu dengan Onik Gasparyan, Kepala Staf Umum TNI. Mereka menentang penandatanganan oleh Perdana Menteri Nikol Pashinyan dari kesepakatan yang melibatkan kontrol konsesi teritorial besar oleh pihak Armenia dan sehubungan dengan konflik Nagorno-Karabakh.
Sejumlah besar pengunjuk rasa juga berkumpul di depan kediaman rumah pejabat --termasuk rumah Pashinyan dan kediaman Presiden Armen Sarkissian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: