Pada Selasa (10/11), para pengunjuk rasa menuntut anggota parlemen untuk mengadakan sesi pertemuan dan membatalkan perjanjian damai tersebut.
Salah seorang pengunjuk rasa, Artur Grigoryan mengatakan, gencatan senjata belum bisa diberlakukan karena belum mendapat persetujuan parlemen. Ia pun mendesak agar kesepakatan batal demi hukum.
"Saya meminta semua anggota parlemen, terutama anggota parlemen (yang berkuasa) tidak menghentikan langkah kami untuk datang ke parlemen. Saya jamin, kami akan melakukan segalanya untuk memastikan keselamatan Anda," ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah menandatangani perjanjian penghentian perdang.
Di dalam perjanjian tersebut Armenia akan mengembalikan Distrik Kalbajar kepada Azerbaijan pada 15 November dan Distrik Lachin pada 1 Desember. Nantinya, Yerevan hanya mempertahankan Koridor Lachin untuk menyediakan informasi antara Nagorno-Karabakh dan Armenia.
Selain itu, Armenia juga akan mengembalikan wilayah Agdam dan Gazakh kepada Azerbaijan.
Melalui unggahan di akun Facebook-nya, Pashinyan mengatakan perjanjian tersebut sangat menyakitkan Armenia, namun itu adalah solusi terbaik untuk saat ini.
Sebaliknya, Aliyev justru mengatakan perjanjian itu adalah peristiwa bersejarah bagi Azerbaijan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: