Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Turki Minta AS Jangan Bawa-bawa Urusan Agama Dalam Kesepakatan Kedua Negara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 12 November 2020, 07:33 WIB
Turki Minta AS Jangan Bawa-bawa Urusan Agama Dalam Kesepakatan Kedua Negara
Patriark Ekumenis Bartholomeus I, pemimpin umat Kristen Ortodoks Timur di dunia, dianugerahi plakat Santo Eric oleh Uskup Agung Antje Jackelén/Net
rmol news logo Pemerintah Turki melalui Kementerian Luar Negeri mendesak Amerika Serikat untuk hanya fokus pada peningkatan kerja sama baik masalah regional maupun internasional antara Ankara dan Washington alih-alih menggiringnya pada masalah agama.

Reaksi Ankara mengikuti pengumuman Departemen Luar Negeri AS yang mengindikasikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan mengunjungi Turki untuk membahas masalah agama di negara dan kawasan itu. Kunjungan itu sekaligus untuk mempromosikan pendirian kuat AS tentang kebebasan beragama di seluruh dunia.

Menurut Departemen Luar Negeri, Pompeo akan berkumpul dengan Fener Greek Orthodox Patriarch Bartholomew selama kunjungannya.

“Pernyataan yang digunakan dalam pengumuman kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke negara kami sangat tidak bijaksana,” kata Kementerian Luar Negeri, seperti dikutip dari Daily Sabah, Rabu  (11/11).

Dijelaskan bahwa Turki telah membuat kemajuan yang signifikan terutama dalam 20 tahun terakhir terkait kebebasan beragama.

Mengatakan bahwa tidak ada salahnya melihat negarawan asing berkumpul dengan pemimpin agama di negara yang mereka kunjungi, kementerian menambahkan bahwa tamu asing selalu dapat bertemu dengan perwakilan dari berbagai komunitas yang mereka inginkan.

“Sementara agama minoritas di seluruh dunia, khususnya Muslim, harus mewujudkan ibadah mereka dalam kondisi yang tidak menguntungkan atau di bawah ancaman, non-Muslim di negara kita dapat menjalankan kewajiban agama mereka dengan bebas,” tambah pernyataan itu.

Kementerian Turki selanjutnya meminta AS untuk melihat ke cermin dan menunjukkan kepekaan yang diperlukan terhadap pelanggaran hak asasi manusia termasuk xenofobia, Islamofobia dan kejahatan rasial di negaranya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA