Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada Rabu (11/11), setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi di Athena.
"Kami memiliki setiap alasan untuk menyambut, bersama dengan semua mitra kami di kawan, kembalinya Amerika Serikat ke peran sentralnya sebagai pemimpin NATO," kata Mitsotakis, seperti dikutip
Al Monitor.
"Baik Yunani dan Mesir akan secara positif menerima peran yang lebih menentukan dari AS di Timur Tengah dan Mediterania Timur," sambung dia.
Harapan Yunani dan Mesir tersebut terjadi setelah Turki mengumumkan akan melanjutkan kegiatan penelitian seismik di perairan yang disengketakan pada 23 November, menarik kecaman langsung dari Athena.
"Yunani mengulangi kecamannya atas tindakan provokatif ini, yang selanjutnya merusak prospek dialog konstruktif," kata Kementerian Luar Negeri Yunani dalam sebuah pernyataan.
Di tengah ketegangan di Mediterania, AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump tidak memberikan banyak perhatian.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo telah menyatakan keprihatinannya atas tindakan Turki di Mediterania. Ia pun telah meminta semua pihak untuk mencapai solusi diplomatik.
Di lain sisi, Biden diperkirakan akan mengambil sikap yang lebih keras kepada Turki, khususnya setelah menggambarkan Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai seorang otokrat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: