Dalam laporannya yang dirilis pada Kamis (12/11), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan saluran telepon ke wilayah tersebut pun masih terputus.
"Transportasi tidak diizinkan ke dan dari Tigray, akibatnya laporan kekurangan bahan pokok muncul, berdampak pada yang paling rentan," jelas UNOCHA, seperti dikutip
CNA.
Adapun kelompok rentan yang dimaksud adalah anak-anak, wanita, oranngtua, dan difabel.
Hal yang sama juga disuarakan oleh Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR). Badan tersebut mengatakan pihaknya khawatir keadaan konflik membuat banyak warga sipil terpaksa melarikan diri dan meningkatkan pengungsi.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Abiy Ahmed memulai kampanye militer melawan kelompok penguasa regional, Front Pembebasan Rakyat Tigray, setelah menuduh mereka menyerang pangkalan militer federal.
Hingga saat ini, Abiy menolak seruan PBB, Uni Afrika, dan komunitas internasional lain untuk melakukan gencatan senjata.
Meningkatnya ketegangan di Tigray memicu kekhawatiran konflik dapat menyebar ke wilayah ataupun negara lain.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: