Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China: Hasil Pemilu AS Akan Dipastikan Sesuai Dengan Hukum Dan Prosedur Amerika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 14 November 2020, 06:00 WIB
China: Hasil Pemilu AS Akan Dipastikan Sesuai Dengan Hukum Dan Prosedur Amerika
juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin/Net
rmol news logo Pemerintah China akhirnya mengirimkan juga ucapan selamat kepada Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden dan pasangannya Kamala Harris setelah hampir seminggu terdiam sejak keduanya menyampaikan pidato kemenangan.

Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Jumat (13/11) waktu setempat. Wang mengatakan bahwa China menghormati pilihan rakyat Amerika.

“Kami mengucapkan selamat kepada Pak Biden dan Bu Harris. Pada saat yang sama, kami memahami bahwa hasil pemilu AS ini akan dipastikan sesuai dengan hukum dan prosedur AS,” ujarnya, seperti dikutip dari CNN, Jumat (13/11).

Itu terjadi empat hari setelah Wang menghindari pertanyaan dari CNN tentang kapan China akan memberi selamat kepada Presiden terpilih AS atas kemenangannya, membuat banyak orang berspekulasi apakah para pejabat sedang menunggu Donald Trump untuk secara resmi menyerah.

Saat itu, Wang mengatakan bahwa mereka telah mencatat pernyataan kemenangan Biden.

“Kami akan menangani masalah pernyataan (selamat) sesuai dengan praktek internasional,” kata Wang, Senin (9/11).

China adalah salah satu negara besar terakhir yang memberikan ucapan selamat kepada Presiden terpilih Biden dan timnya atas kemenangan mereka. Sejumlah besar negara telah menyambut pemimpin baru AS itu, termasuk Inggris, Australia, Israel, Prancis, dan Jerman.

Pada 2016, Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan ucapan selamat kepada Presiden terpilih Trump hanya satu hari setelah dia dinyatakan sebagai pemenang.

Media yang dikelola pemerintah China sejauh ini berhati-hati dalam menanggapi kemenangan Biden dibandingkan dengan nadanya yang semakin keras terhadap pemerintahan Trump, di tengah kemerosotan yang sedang berlangsung dalam hubungan bilateral kedua negara.

Sementara beberapa outlet telah menerbitkan profil Biden atau menyoroti restoran Beijing populer yang dia kunjungi pada tahun 2011, sebagian besar media Tiongkok telah memfokuskan liputan pasca-pemilihan AS mereka pada dugaan penipuan dan kekacauan yang terjadi kemudian.

Para ahli telah memperkirakan bahwa Beijing mungkin enggan melakukan apa pun yang berisiko menimbulkan pertentangan dengan pemerintahan Trump yang akan berakhir di bulan-bulan terakhir kekuasaannya.

Dalam sebuah editorial pada hari Kamis, surat kabar milik pemerintah China Daily mengatakan bahwa keinginan para pemimpin asing untuk memberi selamat kepada Biden menunjukkan bahwa mereka ingin berpaling dari pemerintahan saat ini dan kebijakan yang memecah belah.

“China selalu siap bekerja dengan AS untuk mengelola perbedaan mereka. Siapa pun yang berada di Gedung Putih harus melihat situasi regional secara objektif,” kata editorial itu.

Sebuah artikel di tabloid milik pemerintah Global Times menggambarkan Biden sebagai ‘teman lama’ China. Sebuah editorial di surat kabar yang diterbitkan Minggu pasca kemenangan Biden mengatakan bahwa surat kabar itu mengharapkan hubungan yang lebih baik antara Washington dan Beijing di bawah Biden.

“China harus menjadi negara yang tidak dapat ditekan atau digoyahkan oleh AS, dan membuat kerja sama dengan China adalah pilihan terbaik bagi AS untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya. Ini adalah prinsip terakhir,” kata editorial itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA