Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bawa Misi Anti-China Dan Iran, Menlu AS Mike Pompeo Terbang Ke Tujuh Negara Eropa Dan Timur Tengah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 14 November 2020, 07:40 WIB
Bawa Misi  Anti-China Dan Iran, Menlu AS Mike Pompeo Terbang Ke Tujuh Negara Eropa Dan Timur Tengah
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terbang meninggalkan Amerika Serikat untuk melakukan perjalanan ke tujuh negara, yaitu Prancis, Turki, Georgia, Israel, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi, pada hari Jumat (13/11) waktu setempat.

Negara pertama yang akan ia kunjungi adalah Prancis. Di sana, Pompeo akan menggelar pertemuan dengan Presiden Emmanuel Macron untuk membahas sejumlah persoalan termasuk soal tim transisi Presiden AS terpilih Joe Biden.

“Pompeo akan bertemu Macron pada hari Senin (16/11). Pertemuan akan dilakukan dalam transparansi penuh terhadap tim presiden terpilih Joe Biden,” kata kantor Macron, seperti dikutip dari AFP, Jumat (13/11).

Kunjungan itu dilakukan beberapa hari setelah diplomat top AS itu bersikeras dengan mengangkat alisnya bahwa pemilihan presiden AS 2020 belum diputuskan dan bahwa Presiden Donald Trump akan menang.

Perjalanan Pompeo ke tujuh negara Eropa dan Timur Tengah bertujuan untuk menopang prioritas pemerintahan Trump , terutama kebijakan anti-China dan Iran. Itu terjadi setelah Pompeo menolak pertanyaan seorang wartawan tentang masa transisi di tengah penolakan Trump atas kemenangan Joe Biden.

“Akan ada transisi yang mulus ke pemerintahan Trump kedua,” kata Pompeo dalam briefing hari Selasa (10/11).

Beberapa hari kemudian Pompeo melunakkan pernyataannya. Menurutnya, Departemen Luar Negeri akan berfungsi dan berhasil dengan kepemimpinan presiden baru yang menjabat pada 20 Januari 2021. Namun, komentar dan pernyataan selanjutnya berubah. Dalam wawancara dengan media konservatif Pompeo tidak mengakui bahwa Biden akan mengambil alih sumpah jabatan tahun depan.

Rusia adalah satu-satunya kekuatan besar yang hingga kini belum memberi selamat kepada Biden atas proyeksi kemenangannya. China pada Jumat (13/11) bergabung dengan sebagian besar dunia dalam menerima hasil pemilu, walaupun telah ditegaskan mereka akan menunggu pengumuman resminya.

Prancis , bersama dengan Jerman, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya, mengucapkan selamat kepada Biden akhir pekan lalu. Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa mengadakan percakapan telepon pertamanya dengan presiden AS terpilih itu.

Sesuai dengan penolakan Trump atas hasil pemilu dan perintah agar badan-badan Kabinet tidak bekerja sama dengan tim transisi Biden, Departemen Luar Negeri pun tidak terlibat dalam memfasilitasi panggilan Biden kepada para pemimpin asing,  menurut para pejabat yang mengetahui proses tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada hari Jumat (13/11) mengatakan situasi di Irak dan Afghanistan sedang dibahas selama kunjungan Pompeo dan bahwa Prancis akan mendesak AS untuk tetap menempatkan pasukannya di kedua negara.

Le Drian menanggapi pertanyaan tentang rencana Trump yang dilaporkan akan mempercepat penarikan AS dari Afghanistan selama wawancara yang disiarkan televisi.

“Kami tidak berpikir itu harus terjadi. Kami juga akan mengatakan bahwa itu juga tidak boleh terjadi di Irak,” kata Le Drian.

Menurut sumber politik dan diplomatik, Pompeo mengeluarkan ultimatum pada bulan September bahwa semua personel AS akan meninggalkan Irak kecuali pemerintah menghentikan serentetan serangan terhadap mereka.

Sebulan sebelum pemilihan 3 November, Trump menyatakan bahwa dia ingin semua pasukan AS pulang dari Afghanistan sebelum Natal (25 Desember).

Janji itu diikuti dengan upaya klarifikasi oleh para pejabat tinggi, termasuk penasihat keamanan nasional Robert O'Brien yang mengatakan bahwa jumlah pasukan di Afghanistan akan dikurangi menjadi sekitar 2.500 pada awal 2021.

Dukungan kuat Pompeo untuk Trump, yang mengklaim tanpa bukti bahwa pemilihan itu dilanda penipuan, disebut akan merugikan posisi Amerika dalam membuat pernyataan tentang kelemahan demokrasi negara lain.

Pada Kamis (12/11), Pompeo mengomentari pemecatan anggota badan legislatif Hong Kong, dan dalam beberapa pekan terakhir dia juga mengecam dugaan masalah pemilihan di Belarus, Tanzania, dan Pantai Gading.

Namun, pada konferensi persnya hari Selasa, Pompeo dengan tegas menolak pertanyaan tentang apakah protes Trump yang tidak berdasar telah menciptakan masalah bagi kredibilitas AS.

“Anda mengajukan pertanyaan yang konyol,” jawabnya.

“Departemen ini sangat peduli untuk memastikan bahwa pemilu di seluruh dunia aman dan terjamin serta bebas dan adil, dan petugas saya mempertaruhkan nyawa mereka untuk memastikan hal itu terjadi,” lanjutnya.

Selain Macron, Biden telah berbicara dengan para pemimpin Australia, Kanada, Jepang, dan Korea Selatan, dan mengirimkan catatan ucapan selamat di media sosial atas keberhasilannya meraih suara elektoral tertinggi.

Pompeo mengatakan dia akan melanjutkan tugasnya seolah-olah tidak ada perubahan.

“Saya adalah menteri luar negeri. Saya menerima telepon dari seluruh dunia. Orang-orang ini mengawasi pemilihan kita. Mereka memahami bahwa kami memiliki proses hukum. Mereka mengerti bahwa ini membutuhkan waktu,” ungkapnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA