Menurut pengacaranya, Lusine Saakyan, Vanetsyan ditahan karena dicurigai merencanakan kudeta, mengutip
Sputnik.
"Hari ini, Vanetsyan diundang ke departemen investigasi NSS dan ditahan karena dicurigai melakukan tindakan berdasarkan pasal-pasal yang terlibat dalam akuisisi, penjualan, penyimpanan senjata secara ilegal; persiapan kudeta; penjualan, penyimpanan senjata secara ilegal; persiapan kudeta; persiapan pembunuhan suatu tokoh politik," tulis Sahakyan dalam akun Facebook-nya pada Sabtu (14/11).
Meski begitu, Sahakyan menggambarkan penahanan Vanetsyan sebagai penganiayaan politik yang memalukan yang bertujuan membantu pihak berwenang untuk tetap berkuasa dan menerapkan program anti-kenegaraan.
Vanetsyan sendiri diketahui telah mengambil bagian dalam aksi protes di Yerevan untuk menuntut pengunduran diri Pashinyan setalah ia menyepakati perjanjian gencatan senjata dengan Azerbaijan atas mediasi Rusia.
Pada Selasa dini hari (10/11), Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev serta Presiden Rusia Vladimir Putin mencapai kesepakatan gencatan senjata yang mengakibatkan hilangnya beberapa wilayah yang dikuasai oleh Republik Artsakh (Nagorno-Karabakh) yang mayoritas memproklamirkan diri di Armenia.
Pashinyan mengatakan bahwa gencatan senjata bukan tentang penyerahan diri tetapi pelestarian wilayah, menambahkan bahwa memastikan stabilitas negara adalah prioritas utama sekarang.
Armenia dan Azerbaijan telah terlibat dalam konflik selama puluhan tahun di wilayah Nagorno-Karabakh. Episode baru eskalasi dimulai pada 27 September, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas permusuhan yang dilanjutkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: