Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mantan Petinggi Tentara Pembebasan Rakyat: Peluncuran Rudal China Di LCS Pada Agustus Ditujukan Untuk AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 15 November 2020, 09:57 WIB
Mantan Petinggi Tentara Pembebasan Rakyat: Peluncuran Rudal China Di LCS Pada Agustus Ditujukan Untuk AS
Peluncuran dua rudal milik China di Laut China Selatan pada Agustus ditujukan untuk Amerika Serikat/Net
rmol news logo Seorang mantan kolonel Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengungkap keberhasilan China yang telah melakukan peluncuran rudal ke Laut China Selatan pada Agustus lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mantan kolonel Wang Xiangsui mengatakan, keberhasilan peluncuran rudal DF-26B dan DF-21D pada Agustus lalu merupakan peringatan bagi Amerika Serikat (AS) untuk tidak mengambil risiko terhadap China.

Dilaporkan South China Morning Post pada Sabtu (14/11), dua rudal China itu menghantam kapal yang bergerak di dekat Kepulauan Paracel.

Ketika media pertama kali melaporkan tentang peluncuran pada 26 Agustus, mereka mengatakan bahwa rudal itu jatuh ke Laut China Selatan dan tidak ada target khusus yang disebutkan.

Tetapi ternyata langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas pesawat U-2 Amerika, yang menurut China melanggar zona larangan terbang ketika Beijing melakukan latihan angkatan laut langsung di Laut Bohai.

"Jadi beberapa hari kemudian (setelah manuver kapal induk), kami meluncurkan DF-21 dan DF-26. Rudal menghantam kapal yang berlayar di selatan Kepulauan Paracel," kata Wang.

Wang mengatakan bahwa AS menganggap itu sebagai unjuk kekuatan, sementara China melakukannya karena provokasi mereka dari Negeri Paman Sam.

"Ini peringatan bagi AS, meminta AS untuk tidak mengambil risiko militer. Tindakan semacam itu menandai garis bawah konfrontasi Sino-AS," lanjut dia.

Washington sendiri mengklaim pesawat U-2 mereka tidak melanggar aturan internasional.

Belakangan ini, AS telah meningkatkan kehadiran militernya, termasuk jet dan kapal, di dekat perbatasan China, yang dianggap Beijing sebagai ancaman potensial.

Peningkatan ketegangan kedua negara juga terlihat di Laut China Selatan, di mana AS menantang klaim Beijing atas sembilan garis putus-putus dan melancarkan operasi kebebasan navigasi di sana.

Pada Juli, Angkatan Laut AS mengatakan USS Nimitz dan USS Ronald Reagan melakukan latihan bersama di Laut China Selatan untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA