Pemimpin Artsakh (Nagorno-Karabakh) Arayik Harutyunyan, mengungkapkan kesedihannya ketika hari ini dia menghadapi kenyataan, melihat ratusan jenazah para martir yang tewas di garis depan di Kota Shushi. Kota Shushi kini telah berada di bawah kendali Azerbaijan.
"Hari ini adalah salah satu dari hari tersulit saya berikutnya. Meskipun kami dapat menyelamatkan sebagian dari Tanah Air ini, kami mengalami kerugian besar dalam hal manusia dan teritorial. Hari ini, sekitar 150 mayat prajurit Armenia diangkut dari pinggiran Shushi," tulis Haroutyunyan di halaman Facebook, seperti dikutip dari
News Arm, Senin (16/11)/
Ratusan jenazah lainnya masih berada di medan perang. Membuat kerabat mereka dan seluruh bangsa dalam ketidakpastian dan kesedihan yang dalam.
"Hari-hari ini, saya pribadi menghabiskan banyak waktu dengan kerabat korban yang tewas dan yang hilang. Berduka cita dengan rasa sakit mereka," lanjut Harutyunyan.
Ia menggarisbawahi perlunya segera meningkatkan jaminan keamanan negara dan menangani pemulihan pasca-perang Artsakh dan rakyat Armenia.
“Tentu ada tantangan eksternal dan domestik sulit lainnya, namun saya sangat prihatin dengan ancaman serius yang mengganggu stabilitas domestik dan solidaritas (Armenia),†katanya.
Ia menyerukan solidaritas dan persatuan nasional dan negara dan menyatakan keprihatinan yang serius atas 'kecenderungan berbasis kekerasan dan intoleransi' di Armenia.
Harutyunyan juga meminta semua kekuatan yang terlibat dalam proses domestik untuk menyelesaikan perselisihan melalui dialog yang beradab.
Menurutnya, penyelesaian perselisihan untuk menghindari potensi guncangan yang "bisa menjadi penggali kuburan warga Armenia."
Dia sedang mengaktifkan konsultasi politik dengan semua partai politik dan tokoh untuk membahas pemulihan pasca perang ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: