"Tentu saja, saya memahami bahwa saya adalah orang utama yang bertanggung jawab atas situasi ini," kata Pashinyan, seperti dikutip dari
Tass, Senin (16/11).
Akibat operasi militer di Nagorno-Karabakh, kendali atas beberapa distrik di Armenia akan beralih ke Azerbaijan.
Pashinyan mengungkapkan, angkatan bersenjata Armenia menderita kekalahan di Nagorno-Karabakh karena mereka bertempur tidak hanya dengan tentara Azerbaijan tetapi juga dengan pasukan Turki dan teroris bayaran dari Timur Tengah.
"Ribuan tentara kami tewas, dan ratusan hilang sejak awal perang," lanjut Pashinyan.
Mengenai apa yang disampaikan Presiden Armenia tentang kebutuhan untuk pengunduran diri, atau penghentian masa jabatan, dan pemilihan umum parlemen, serta gugatan dari pengunjuk rasa yang memintanya segera mundur, Pashinyan memastikan bahwa pengunduran diri tidak ada dalam agendanya saat ini.
“Agenda saya termasuk memastikan stabilitas dan keamanan di republik. Tidak ada masalah lain dalam agenda saya hari ini,†kata Pashinyan.
Enam belas kekuatan politik parlementer dan ekstra-parlementer telah berkumpul di Yerevan setelah penandatanganan pernyataan trilateral untuk mengakhiri perang di Karabakh, menuntut Perdana Menteri Niko Pashinyan untuk mundur.
Orang-orang Armenia memulai protes anti-pemerintah setelah Pashinyan menerima kekalahan melawan Azerbaijan dan menandatangani kesepakatan damai yang mengakhiri konflik bersenjata selama berminggu-minggu di Nagorno-Karabakh.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: