Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pertemuan Pompeo Dengan Patriark Ekumenis Bartholomew I Disambut Teriakan Pendemo: 'Ganyang Imperialisme AS'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 18 November 2020, 07:27 WIB
Pertemuan Pompeo Dengan Patriark Ekumenis Bartholomew I Disambut Teriakan Pendemo: 'Ganyang Imperialisme AS'
Kunjungan Mike Pompeo ke Istambul bertemu Bartholomew I/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menghadiri pertemuan dengan pemimpin spiritual umat Kristen Ortodoks dunia yang berbasis di Istanbul, pada Selasa (17/11).

Pertemuan itu diabadikan Pompeo dalam sebuah tweet yang menampilkan foto dirinya yang tengah disambut oleh Patriark Ekumenis Bartholomew I, pemimpin sekitar 300 juta orang Kristen Ortodoks. Di sana, dia juga bertemu dengan duta besar apostolik untuk Turki, Uskup Agung Paul Russell.

Pembicaraan Pompeo dengan kedua tokoh agama itu berpusat pada topik kebebasan beragama di Turki yang membuat marah Ankara dan mendorong para pejabat meminta Washington untuk fokus pada pelanggaran hak asasi manusia di Amerika Serikat alih-alih mengurusi kebebasan beragama di negeri orang.

Pekan lalu, Turki mengeluarkan pernyataan tajam yang mengkritik rencana Pompeo dengan mengatakan Washington harus berkaca dan menangani masalah-masalah seperti rasisme, Islamofobia dan kejahatan rasial di negaranya.

Dalam cuitannya pada Selasa (17/11), Pompeo mengatakan bahwa sebagai pemimpin dunia Ortodoks, Bartholomew adalah mitra kunci karena AS terus memperjuangkan kebebasan beragama di seluruh dunia, seperti dikutip dari AP.

Usai pertemuan dengan Bartholomew, Pompeo yang hadir dengan masker bermotif bendera Amerika yang menjadi ciri khasnya, kemudian mengunjungi Masjid Rustem Pasha yang dibangun oleh arsitek Ottoman Sinan dan terkenal dengan ubin biru-putihnya yang rumit.

Istri Pompeo, Susan, nampak mengenakan masker dan juga kerudung selama tur tersebut.

Perjalanan diplomat AS itu dilakukan di tengah hubungan yang sudah putus antara kedua sekutu NATO itu karena serangkaian masalah. Sejauh ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump telah mempertahankan hubungan pribadi yang bersahabat.

Serangkaian masalah itu termasuk keputusan Turki membeli sistem anti-pesawat S-400 Rusia, yang menurut Washington merupakan ancaman bagi pesawat tempur F-35 miliknya. Washington telah mengeluarkan Turki dari program F-35 dan juga mengancam akan memberikan sanksi kepada negara itu.

Pompeo dan mitranya dari Turki berencana untuk bertemu satu sama lain pada awal Desember pada pertemuan para menteri luar negeri NATO.

Turki bersikeras melindungi hak warga untuk secara bebas menjalankan agama mereka, meskipun baru-baru ini menuai kritik, termasuk dari Pompeo, karena mengubah landmark Istanbul Haghia Sophia menjadi masjid. Turki dianggap mengabaikan seruan agar bekas katedral tersebut diabadikan sebagai museum sebagai pengakuan atas masa lalu multikultural kota itu.

Selama kunjungan yang singkat, sekitar 25 anggota kelompok nasionalis sayap kiri dan Persatuan Pemuda Turki menggelar aksi demonstrasi di dekat Patriarkat di bawah penjagaan ketrat pihak kepolisian. Kehadiran mereka untuk memprotes Pompeo karena bertemu dengan Bartholomew alih-alih pejabat negara.

Para demonstran meneriakkan ‘Ganyang imperialisme AS’ dan ‘Yankee Go To Home’.

Pemberhentian selanjutnya dalam tur Pompeo akan mencakup kunjungan ke permukiman Israel di Tepi Barat yang telah dihindari oleh menteri luar negeri sebelumnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA