Hal itu diungkap oleh kepala Colonization and Wall Resistance Commission, Walid Assaf kepada
Anadolu Agency pada Rabu (18/11).
"Lebih dari 15 pos terdepan telah didirikan dalam tiga bulan terakhir, beberapa di antaranya telah dipindahkan," kata Assaf.
Menurut Assaf, warga Palestina berupaya untuk menggagalkan pembangunan pos tersebut karena diduga dapat menjadi pemukiman ilegal Israel.
Misalnya pada Selasa (17/11), ketika para pemukim menyerbu dua lokasi di Tepi Barat. Satu lokasi merupakan kamp tentara di desa Sanur yang berubah menjadi pemukiman, sementara lainnya terletak di dekat Betlehem.
Adapun pos pertama atau Tarsala saat ini masih digunakan oleh tentara pendudukan Israel sejak 2005.
Pos kedua terletak di kota Battir, sebelah barat Betlehem. Pekan lalu, para pemukim mulai mendirikan tenda.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebelumnya sempat mengumumkan akan membangun pemukiman di wilayah Tepi Barat yang rencananya dimulai pada Juli 2020. Namun rencana itu gagal karena ada penolakan dari komunitas internasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: