Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dianggap Tak Becus Tangani Krisis Imigran, Mendagri Spanyol Dituntut Mundur

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 19 November 2020, 11:28 WIB
Dianggap Tak Becus Tangani Krisis Imigran, Mendagri Spanyol Dituntut Mundur
Ratusan migran terlantar tanpa makanan/Net
rmol news logo Menteri Dalam Negeri Spanyol Fernando Grande-Marlaska menghadapi gelombang prote karena penanganannya atas krisis kemanusiaan di Kepulauan Canary dianggap mengecewakan dan tidak bertanggung jawab.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal itu dipicu salah satunya oleh kedatangan sekitar 220 migran Maroko pada Selasa (17/11) yang kemudian dievakuasi dari dermaga dan dibawa dengan bus ke ibu kota Gran Canaria. Mereka dilepaskan tanpa makanan dan tidak ada tempat untuk tinggal.

Sebagian besar dari imigran itu akhirnya tinggal di alun-alun pusat kota di mana beberapa penduduk setempat membawakan mereka makanan dan air. Kantor berita Spanyol EFE mewawancarai orang-orang yang mengatakan bahwa mereka ditahan di dermaga selama lima hari, diberi sedikit makanan dan tidak bisa mandi.

Menyusul insiden tersebut, Laura Fuentes, pemimpin partai Canary Island Podemos, menyerukan pengunduran diri segera dari Marlaska.

"Sangat mengecewakan bahwa pemerintah progresif telah meninggalkan para migran dan mengalihkan tanggung jawab ke otoritas lokal," ungkapnya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/11).

Desakan mundur juga datang dari parleman Spanyol, sejumlah anggota Koalisi Canary, Partai Populer, dan Partai Warga (Ciudadanos) mengatakan kepada menteri untuk mundur karena tidak kompeten dan tidak bertindak.

Sementara Marlaska menolak untuk mengundurkan diri, dengan mengatakan bahwa dia akan membuka penyelidikan atas insiden Selasa, dan menyalahkan mantan pemerintah konservatif karena membongkar infrastruktur untuk menahan dan memproses para migran dan pengungsi.

Kini, beberapa orang yang terperangkap di dermaga telah dipindahkan ke akomodasi turis yang kosong, sementara yang lain dipindahkan ke kamp militer yang dilaporkan memiliki kapasitas sekitar 800 orang.

Menurut Palang Merah, pada Rabu (18/11) pagi, sekitar 2.300 orang masih berada di dermaga yang penuh sesak setelah 102 orang lebih diselamatkan di laut oleh Maritime Safety and Rescue Society semalam.

Media lokal melaporkan bahwa hanya 200 orang diperkirakan akan dipindahkan dari dermaga ke kamp militer pada hari Rabu.

Menurut Kementerian Dalam Negeri, tahun ini setidaknya ada 16.760 migran telah tiba dengan perahu ke kepulauan Atlantik Spanyol. Jumlahnya meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan tahun 2019. Ratusan lainnya tewas dalam perjalanan berbahaya itu.

Gelombang besar kedatangan tidak teratur ke pulau-pulau itu, dikombinasikan dengan pandemi virus corona, telah menyebabkan kekacauan dalam beberapa pekan terakhir.

Minggu lalu, Human Rights Watch mengecam pemerintah Spanyol karena menahan lebih dari 2.000 orang di dermaga Arguineguin dalam kondisi tidak baik dan tanpa prosedur hukum yang tepat.

Area penahanan yang diimprovisasi itu dibuat sebagian untuk melakukan pemeriksaan medis terhadap virus corona. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA