Berbicara dalam wawancara di televisi pemerintah, Putin mengatakan, mundur dari kesepakatan gencatan senjata dengan Azerbaijan akan menjadi "bunuh diri" bagi Armenia.
"Itu akan menjadi masalah besar," ucap Putin, seperti dikutip
The Guardian, Kamis (19/11).
"Sebuah negara yang sedang berperang atau dalam bahaya (kemudian) melanjutkan permusuhan, selalu terjadi di tahun-tahun sebelumnya. (Mereka) masih belum mampu untuk berperilaku sedemikian rupa. Saya pikir ini sama sekali tidak dapat diterima, kontraproduktif, dan sangat berbahaya," sambungnya.
Peringatan Putin sendiri muncul ketika oposisi Armenia melakukan protes atas kesepakatan gencatan senjata. Mereka pun menuntut muncul Perdana Menteri Nikol Pashinyan yang menyepakati gencatan senjata tersebut.
Pashinyan sendiri telah menyatakan keenggannya untuk mundur. Tetapi dia menawarkan 15 poin untuk memastikan stabilitas demokrasi Armenia.
Dalam kesepakatan gencatan senjata, Azerbaijan mendapatkan kontrol atas sejumlah wilayah di Nagorno-Karabakh yang diprotes keras oleh banyak warga Armenia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: