Dalam surat mengharukan yang ditujukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Yang Mulia Patriark Manougian menekankan pentingnya mencegah penghancuran monumen bersejarah, rumah suci, dan peninggalan budaya Armenia di Artsakh oleh orang-orang Azerbaijan, seperti yag pernah terjadi sebelumnya
"Kami menyambut Anda dari Kota Suci Yerusalem. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Anda yang telah menjadi penengah antara Armenia dan Azerbaijan untuk menandatangani deklarasi gencatan senjata setelah 44 hari perang yang mengerikan yang meneror kedua negara," ujar Yang Mulia Patriark Manougian dalam pembukaan suratnya, seperti dikutip dari
Radio Of Armenia, Jumat (20/11).
Deklarasi gencatan senjata yang baru ditandatangani akan membuka kenyataan baru bagi orang-orang Armenia di Artsakh dan orang-orang Armenia pada umumnya.
Dalam suratnya, Manougian menyampaikan prihatin dan rasa sedihnya mengetahui Armenia terpaksa menyerahkan beberapa wilayah kepada Azerbaijan.
Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa deklarasi itu akan menghapus perlindungan semua tempat suci bersejarah Armenia, seperti biara, pemakaman tokoh agama, budaya, yang telah dijaga selama berabad-abad yang lalu.
Ia khawatir peninggalab sejarah itu dinodai atau dihancurkan, sebab sudah ada bukti bahwa perusakan seperti itu sudah dimulai oleh orang Azerbaijan.
"Kami percaya bahwa perlindungan tempat suci itu haruslah wajib," ujar Manougian. "Kami menghimbau Anda untuk mempertimbangkan masalah penting ini dalam negosiasi berikutnya untuk memasukkan situs bersejarah tetap berada dalam kewenangan Artsakh."
Selain Artsakh, wilayah lainnya yang juga menjadi pusat sejarah budaya dan agama orang-orang Armenia adalah Hatrut dan Shusha.
"Kami meminta Anda agar setidaknya dua wilayah itu dikembalikan dan menjadi bagian dari kendali Artsakh, sehingga pengungsi yang terdelokalisasi dan dipindahkan dapat kembali ke tanah air mereka dan mulai berkembang dengan segala cara yang memungkinkan," ujar Manougian.
Manougian meminta dengan penuh kerendahan hati kepada Putin untuk mengabulkan permohonannya itu. Menurutnya, hubungan persaudaraan antara Gereja Ortodoks Rusia dan Gereja Apostolik Armenia berjalan dengan sangat baik.
Selama 15 tahun terakhir, Patriarkat Armenia di Yerusalem selalu menyambut delegasi resmi Rusia, memberi mereka area khusus di bagian Armenia di Ruang Suci Gereja, untuk berpartisipasi dalam upacara Api Kudus pada Sabtu Suci.
"Yang Mulia, Tuan Presiden. Anda telah terbukti menjadi salah satu pemimpin dunia yang terkemuka dan berpengaruh, juga sebagai orang Kristen yang adil, manusiawi, dan cinta damai.
Kepribadian Anda yang terpuji ini mendorong kami untuk menulis kepada Anda dengan harapan Anda tidak akan mengabaikan permintaan kami," tutur Manougian
Manougian menutup suratnya dengan salam dan doa kebaikan bagi semua orang Rusia.
Pada Kamis (19/11), Perdana Menteri Nikol Pashinyan bersama dengan Presiden Emmanuel Macron telah menyerukan langkah untuk melindungi warisan suci sejarah dan budaya yang ada di Artsakh agar terhindari dari pengrusakan orang-orang Azerbaijan yang saat ini telah mengambil kendali atas beberapa wilayah di Nagorno-Karabakh.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: