Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menginjak Usia 78, Sanggupkah Joe Biden Pimpin AS Dengan Lincah Seperti Trump?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 21 November 2020, 14:34 WIB
Menginjak Usia 78, Sanggupkah Joe Biden Pimpin AS Dengan Lincah Seperti Trump?
Joe Biden/Net
rmol news logo Joe Biden merayakan ulang tahunnya yang ke-78 pada Jumat (20/11). Itu berarti pada 20 Januari mendatang dia menjadi presiden AS tertua yang pernah menjabat.

Usia Biden yang sudah tak muda lagi sering mendapat sindiran dari lawan politiknya, terutama saingan utamanya dalam pilpres AS 2020, Donald Trump.

Trump yang dikenal lincah dan agresif menjulukinya 'Sleepy Joe', karena memang politisi Demokrat itu lebih santai dan kalem dalam beberapa kesempatan, termasuk saat melakukan debat terbuka dengannya.

Namun, hasil penilaian medis terakhirnya yang dirilis pada Desember 2019 dan disiarkan secara publik, mengungkapkan bahwa  ia memiliki kesehatan yang prima, kuat, dan bugar, serta mampu untuk melaksanakan tugas kepresidenan, termasuk sebagai kepala eksekutif, kepala negara dan panglima tertinggi.

Biden terdaftar dengan tinggi 5 kaki 11 inci, berat 178 pon, dan memiliki tekanan darah 128/84 pada saat itu. Dia menderita dua aneurisma otak pada tahun 1988. Pada tahun 2009, dia mengalami fibrilasi atrium episodik. Biden tidak merokok atau minum alkohol dan berolahraga lima hari seminggu, menurut dokternya.

Sepanjang kampanye pemilihannya dan memasuki fase transisi yang kontroversial saat ini, Biden telah mengambil langkah untuk melawan keraguan terkait usia - sebagian berasal dari jadwal kampanye pemilihannya yang ringan yang dikenal sebagai 'strategi bawah tanah' selama pandemi virus corona. Hal ini termasuk seringnya orang yang sekarang menjadi presiden terpilih berlari ke podium pada acara ceramah.

Dalam wawancara dengan CNN, Biden berjanji untuk benar-benar transparan tentang semua aspek kesehatannya jika terpilih. Namun, dia belum mengatakan bagaimana dia akan melakukannya.

Ross Baker, seorang ilmuwan politik di Universitas Rutgers, mengatakan usia lanjut Biden lebih menekankan pada kualitas pilihan stafnya.

"Dia harus membangun kredibilitas dengan orang-orang Amerika bahwa dia sehat secara fisik dan mental untuk pekerjaan itu," katanya, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (21/11).

Dengan memilih wakil presiden Kamala Harris, yang 20 tahun lebih muda, dinilai sebagai  pengakuan diam-diam atas masalah usianya.  

Biden sendiri menggambarkan perannya sebagai "transisi" untuk masa depan partai Demokrat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA